This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sunday, July 14, 2013

BUDIDAYA CABAI MERAH KERITING SISTEM MPHP - Rumah Pertanian


SYARAT TUMBUH TANAMAN CABAI

Tanah

Tanah tempat penanaman cabai harus gembur dengan kisaran pH 6,5 � 6,8.


Air

Tanaman cabai (cabe) memerlukan air cukup untuk menopang pertumbuhannya. Air berfungsi sebagai pelarut unsur hara, pengangkut unsur hara ke organ tanaman, pengisi cairan tanaman cabai, serta membantu proses fotosintesis dan respirasi. Tetapi pemberian air tidak boleh berlebihan.


Iklim

Angin sepoi-sepoi cocok untuk budidaya cabe. Curah hujan tinggi berpengaruh terhadap kelebihan air. Intensitas sinar matahari sangat dibutuhkan tanaman cabai (cabe), berkisar antara 10 � 12 jam per hari. Sedangkan suhu optimal untuk pertumbuhan tanaman cabai 24 derajat C -28 derajat C.

 

PERSIAPAN TEKNIS BUDIDAYA CABAI


Pemilihan Lokasi


Lokasi budidaya cabe sebaiknya dipilih yang strategis, transportasi mudah, dekat sumber air, jauh dari area penanaman cabai (cabe) lain/tanaman sefamili. Sejarah lahan sangat penting untuk diperhatikan, paling baik lahan tidak ditanami tanaman cabe selama minimal 2 tahun terakhir agar diperoleh hasil optimal.


Pengukuran pH Tanah

Pengukuran pH tanah diperlukan untuk menentukan jumlah pemberian kapur pertanian pada tanah masam atau pH rendah (di bawah 6,5). Pengukuran bisa menggunakan kertas lakmus, pH meter, atau cairan pH tester. Pengambilan titik sampel bisa dilakukan secara zigzag.

Persiapan Lahan

  1. Pembajakan dan penggaruan.
  2. Pembuatan bedengan kasar selebar 110-120 cm, tinggi 40-70 cm, lebar parit 50-70 cm.
  3. Pemberian kapur pertanian sebanyak 200 kg/rol mulsa PHP untuk tanah dengan pH di bawah 6,5.
  4. Pemberian pupuk kandang fermentasi sebanyak 40 ton/ha dan pupuk NPK 15-15-15 sebanyak 150 kg/rol mulsa PHP.
  5. Pengadukan/pencacakan bedengan agar pupuk yang sudah diberikan bercampur dengan tanah. Rapikan bedengan.
  6. Pemasangan mulsa PHP.
  7. Pembuatan lubang tanam.
  8. Jarak tanam ideal musim kemarau 60 cm x 60 cm dan musim penghujan bisa diperlebar 70 cm x 70 cm. Tujuannya untuk menjaga kelembaban udara di sekitar pertanaman cabe.
  9. Pemasangan ajir.


Persiapan Pembibitan dan Penanaman


  1. Rumah atau sungkup pembibitan.
  2. Pembuatan media semai. Komposisi media semai adalah 20 liter tanah, 10 liter pupuk kandang, dan 150 g NPK halus. Media semai dimasukkan ke dalam polibag semai.
  3. Penyemaian benih cabai (cabe).
  4. Pemeliharaan bibit. Pembukaan sungkup dimulai jam 07.00 - 09.00, kemudian sungkup dibuka lagi jam 15.00-17.00. Umur 5 hari menjelang tanam sungkup harus dibuka penuh untuk penguatan tanaman. Penyiraman jangan terlalu basah, dilakukan setiap pagi. Penyemprotan pestisida dilakukan pada umur 15 hss (hari setelah semai). Dosis � dari dosis dewasa.
  5. Pindah tanam. Bibit cabai (cabe) berdaun sejati 4 helai siap pindah tanam ke lahan.

Pemeliharaan

Penyulaman Budidaya Cabai

Penyulaman budidaya cabe dilakukan sampai umur tanaman 3 minggu. Apabila umur tanaman cabe sudah terlalu tua dan masih terus disulam mengakibatkan pertumbuhan tanaman cabe tidak seragam. Berpengaruh terhadap pengendalian hama penyakit.


Perempelan dan Pengikatan

Perempelan tunas samping. Perempelan tunas samping dilakukan pada tunas yang keluar di ketiak daun. Bertujuan memacu pertumbuhan vegetatif tanaman, agar tanaman cabai (cabe) tumbuh kekar, disamping itu juga menjaga kelembaban saat tanaman cabai sudah dewasa. Dilakukan sampai pembentukan cabang utama, ditandai munculnya bunga pertama.

Perempelan daun. Perempelan daun dilakukan umur 80 hst (hari setelah tanam) pada daun-daun di bawah cabang utama dan daun tua/terserang penyakit.


Sanitasi Lahan

Sanitasi lahan budidaya cabai meliputi : pengendalian gulma/rumput, pengendalian air saat musim hujan sehingga tidak muncul genangan, tanaman cabe terserang hama penyakit disingkirkan dari area penanaman.


Pengairan

Pengairan budidaya cabe diberikan secara terukur, dengan penggenangan atau pengeleban seminggu sekali jika tidak turun hujan. Penggenangan jangan terlalu tinggi, batas penggenangan hanya 1/3 dari tinggi bedengan.


Pemupukan Susulan


Pupuk Akar

Diberikan dengan cara pengocoran :

  • Umur 15 hst dan 30 hst, dosis 3kg NPK 15-15-15 dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman, tiap tanaman cabai (cabe) 200ml.

  • Umur 45 hst dan 60 hst, dosis 4kg NPK 15-15-15 dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman, tiap tanaman cabai (cabe) 200ml.

  • Umur 75 hst, 90 hst dan 105 hst, dosis 5kg NPK 15-15-15 dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman, tiap tanaman cabai (cabe) 200ml.

Pupuk Daun


  • Kandungan Nitrogen tinggi diberikan umur 14 hst dan 21 hst.

  • Kandungan Phospat, Kalium dan Mikro tinggi diberikan umur 35 hst dan 75 hst.


PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT


HAMA TANAMAN CABAI


Gangsir

Gangsir tanaman cabai adalah Brachytrypes portentosus. Hama ini menyerang tanaman muda yang baru saja pindah tanam. Serangannya dilakukan malam hari, sedangkan siang harinya bersembunyi di dalam tanah. Gangsir membuat liang dalam tanah sampai kedalaman 90 cm. Gangsir merusak tanaman cabe dengan cara memotong pangkal batang tapi tidak memakannya. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam.


Ulat Tanah

Ulat tanah tanaman cabai adalah Agrotis ipsilon. Hama jenis ini menyerang tanaman cabai di malam hari, sedangkan siang harinya bersembunyi dalam tanah atau di balik mulsa PHP. Ulat tanah menyerang batang tanaman cabe muda dengan cara memotongnya, sehingga sering dinamakan ulat pemotong. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam.


Ulat Grayak

Ulat grayak tanaman cabai adalah Spodoptera litura. Hama ini menyerang bagian daun tanaman cabai dengan cara bergerombol. Daun menjadi berlubang dan meranggas. Ulat grayak disebut juga ulat tentara. Seperti halnya jenis ulat lain ulat ini menyerang tanaman cabai malam hari, sedang siang harinya bersembunyi di balik mulsa atau dalam tanah. Ulat grayak bersifat polifag. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.


Ulat Buah

Ulat buah tanaman cabai adalah Helicoverpa sp. Hama ini menyerang buah muda dengan cara membuat lubang dan memakannya. Ulat buah bersifat polifag. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.


Thrips

Thrips tanaman cabai adalah Thrips parvispinus. Serangannya ditandai adanya bercak-bercak keperakan pada daun tanaman cabe yang terserang. Hama ini lebih suka mengisap cairan daun muda sehingga menyebabkan daun tanaman yang terserang mengeriting, akhirnya tanaman cabai menjadi kerdil. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahanaktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.


Kutu Daun

Kutu daun tanaman cabai adalah Myzus persiceae. Kutu ini mengisap cairan tanaman cabe terutama pada daun muda, kotorannya berasa manis sehingga menggundang semut. Serangan parah menyebabkan daun mengalami klorosis (kuning), menggulung dan mengeriting, akhirnya tanaman cabai menjadi kerdil. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif abamektin, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.


Kutu Kebul

Kutu kebul tanaman cabai adalah Bemisia tabaci. Hama berwarna putih, bersayap, tubuhnya diselimuti serbuk putih seperti lilin. Kutu kebul menyerang dan menghisap cairan sel daun sehingga sel-sel dan jaringan daun rusak. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.


Tungau

Tungau tanaman cabai adalah tungau kuning (Pol Polphagotarsonemus lotus) dan tungau merah (Tetranychus cinnabarinus). Tungau bersembunyi di balik daun sambil menghisap cairan daun. Daun cabai (cabe) yang terserang berwarna kecoklatan, terpelintir, serta pada permukaan bawah daun terdapat benang-benang halus berwarna merah atau kuning. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida akarisida berbahan aktif propargit, dikofol, tetradifon, piridaben, klofentezin, amitraz, abamektin, atau fenpropatrin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.


Lalat Buah

Lalat buah tanaman cabai adalah Dacus dorsalis. Lalat betina dewasa menyerang dengan cara menyuntikkan telurnya ke dalam buah, kemudian telur berubah menjadi larva, telur-telur ini akhirnya menggerogoti buah cabe sehingga buah menjadi busuk. Pengendalian lalat buah menggunakan perangkap lalat (sexpheromone), caranya : metil eugenol dimasukkan botol aqua yang diikatkan pada bambu dengan posisi horisontal, atau dapat menggunakan buah-buahan yang aromanya disukai lalat (misal nangka, timun) kemudian dicampur insektisida berbahan aktif metomil. Selain itu juga dapat dilakukan penyemprotan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.


Nematoda

Nematoda tanaman cabai adalah Meloidogyne incognita. Serangan nematoda ditandai adanya bintil-bintil pada akar. Nematoda merupakan cacing tanah berukuran sangat kecil, hama ini merupakan cacing parasit penyerang bagian akar tanaman cabe. Bekas gigitan cacing inilah akhirnya menyebabkan serangan sekunder, seperti layu bakteri, layu fusarium, busuk phytopthora atau cendawan lain penyerang akar. Cara pengendalian nematoda dengan pemberian insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam.


PENYAKIT TANAMAN CABAI


Rebah Semai

Rebah semai tanaman cabai adalah Pythium debarianum. Penyakit ini biasa menyerang tanaman cabe fase pembibitan dan tanaman muda setelah pindah tanam. Cara pengendaliannya dengan penyemprotan fungisida sistemik berbahan aktif propamokarb hidroklorida, simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf dan fungisida kontak berbahan aktif tembaga, mankozeb, propineb, ziram, atau tiram. Dosis � dari dosis terendah yang tertera pada kemasan.


Layu Bakteri

Bakteri penyebab layu tanaman cabai adalah Pseudomonas sp. Penyakit Layu Bakteri sering menggagalkan tanaman, tanaman cabe yang terserang mengalami kelayuan pada daun, diawali dari daun-daun muda. Upaya pengendaliannya antara lain meningkatkan pH tanah, memusnahkan tanaman cabe terserang, melakukan penggiliran tanaman serta penyemprotan kimiawi menggunakan bakterisida dari golongan antibiotik dengan bahan aktif kasugamisin, streptomisin sulfat, asam oksolinik, validamisin, atau oksitetrasiklin. Sebagai pencegahan, secara biologi berikan trichoderma pada saat persiapan lahan. Umur 25 hst, 40 hst dan 70 hst dilakukan pengocoran menggunakan pestisida organik pada tanah, contoh super glio, wonderfat. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.


Layu Fusarium

Cendawan penyebab layu tanaman cabai (cabe) adalah Fusarium oxysporum. Tanaman cabai yang terserang mengalami kelayuan dimulai daun-daun tua, kemudian menyebar ke daun-daun muda dan menguning. Upaya pengendaliannya antara lain meningkatkan pH tanah, memusnahkan tanaman cabe terserang, melakukan penggiliran tanaman serta penyemprotan kimiawi menggunakan fungisida berbahan aktif benomil, metalaksil atau propamokarb hidroklorida. Sebagai pencegahan, secara biologi berikan trichoderma pada saat persiapan lahan. Umur 25 hst, 40 hst dan 70 hst dilakukan pengocoran menggunakan
pestisida organik pada tanah, contoh super glio, wonderfat. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.


Busuk Phytophtora

Cendawan penyebab busuk phytophtora tanaman cabai adalah Phytopthora infestans. Penyakit ini menyerang semua bagian tanaman. Serangan pada Batang ditandai bercak coklat kehitaman dan kebasah-basahan. Serangan serius menyebabkan tanaman cabe layu. Daun yang terserang seperti tersiram air panas. Buah yang terserang ditandai bercak kebasah-basahan yang menjadi coklat kehitaman dan lunak. Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya metalaksil, propamokarb hidrokloroda, simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf dan fungisida kontak, contoh bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya tembaga, mankozeb, propineb, ziram, atau tiram. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.


Busuk Kuncup

Penyakit busuk kuncup tanaman cabe adalah Choanephora cucurbitarum. Penyakit busuk kuncup menyerang bunga, tangkai bunga, pucuk dan ranting tanaman cabai (cabe). Ranting yang terserang berwarna coklat kehitaman dan cepat menyebar sehingga mematikan ujung tanaman cabai, sedangkan bagian lainnya masih tegar. Ranting mati membusuk. Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya metalaksil, propamokarb hidroklorida, simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf, dan fungisida kontak, contoh bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya tembaga, mankozeb, propineb, ziram, atau tiram. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.


Bercak Cercospora

Cendawan bercak cercospora tanaman cabe adalah Cercospora capsici. Penyakit bercak cercospora menyerang daun, tangkai buah, batang dan cabang tanaman cabai. Gejala serangan ditandai adanya bercak bulat kecil kebasah-basah, bercak dapat meluas dengan diameter 0,5 cm, pusat bercak berwarna pucat sampai putih, tepi bercak berwarna lebih tua. Daun yang terserang parah berwarna kuning dan gugur. Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol dan fungisida kontak, contoh bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.


Antraknosa(Patek)

Cendawan antraknosa tanaman cabe adalah Colletotrichum capsici dan Gloesporium piperatum. Antraknosa sering juga diistilahkan patek. Serangan pada buah ditandai bercak agak bulat dan berlekuk berwarna cokelat tua, di sini cendawan membentuk massa spora berwarna merah jambu. Buah yang terserang harus dimusnahkan dari area penanaman cabe. Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, dan fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.


Virus

Virus tanaman cabe adalah TMV, TEV, TRV, CMV, TRSV, CTV dan PVY. Virus merupakan penyakit yang sangat berpotensi menimbulkan kegagalan budidaya terutama musim kemarau. Gejala serangan umumnya ditandai pertumbuhan tanaman cabai mengerdil, daun mengeriting dan terdapat bercak kuning kebasah-basahan. Penyakit virus sampai saat ini belum ditemukan penangkalnya. Penyakit ini ditularkan dari satu tanaman ke tanaman lain melalui vektor atau penular. Beberapa hama yang sangat berpotensi penular virus diantaranya adalah thrips, kutu daun, kutu kebul, dan tungau. Manusia dapat juga berperan sebagai penular virus, baik melalui alat-alat pertanian maupun tangan terutama saat perempelan. Beberapa upaya penanganan virus antara lain : membersihkan gulma (gulma berpotensi menjadi inang virus), mengendalikan hama/serangga penular virus, memusnahkan Tanaman cabai (cabe) terserang, kebersihan alat dan memberi pemahaman kepada tenaga kerja agar tidak ceroboh saat melakukan penanganan terhadap tanaman cabe.

Strategi Pengendalian Hama dan Penyakit Pada Budidaya Cabai (Cabe)

Pengendalian hama gangsir, ulat tanah, nematoda dilakukan secara bersamaan cukup satu kali pemberian insektisida, yaitu 1gram per lubang tanam.

Pengendalian hama ulat grayak, ulat buah, kutu daun, kutu kebul,
Thrips, tungau, lalat buah dan penyakit menggunakan pestisida harus dilakukan berseling atau penggantian bahan aktif yang tertera di atas setiap melakukan penyemprotan (jangan menggunakan bahan aktif yang sama secara berturut-turut).

PANEN

Cabai atau cabe merah dapat dipanen pada umur 90-110 hst. Buah cabe dipanen adalah buah 80% masak.
2013 - Selamat datang Pembaca Blog Rumah Pertanian dimanapun Anda berada saat ini, kali ini menyajikan artikel yang berjudul "2013", kami telah mempersiapkan artikel kali ini dengan sebaik-baiknya agar Anda dapat membaca dan mengambil informasi yang sedang Anda cari didalamnya. mudah-mudahan isi postingan dari yang kami hadirkan ini dapat membawa banyak manfaat bagi Anda. Baiklah, selamat membaca.

Judul:BUDIDAYA CABAI MERAH KERITING SISTEM MPHP - Rumah Pertanian
link : BUDIDAYA CABAI MERAH KERITING SISTEM MPHP - Rumah Pertanian

Baca juga


2013

Saturday, July 13, 2013

gambar - Rumah Pertanian








2013 - Selamat datang Pembaca Blog Rumah Pertanian dimanapun Anda berada saat ini, kali ini menyajikan artikel yang berjudul "2013", kami telah mempersiapkan artikel kali ini dengan sebaik-baiknya agar Anda dapat membaca dan mengambil informasi yang sedang Anda cari didalamnya. mudah-mudahan isi postingan dari yang kami hadirkan ini dapat membawa banyak manfaat bagi Anda. Baiklah, selamat membaca.

Judul:gambar - Rumah Pertanian
link : gambar - Rumah Pertanian

Baca juga


2013

Friday, July 12, 2013

BUDIDAYA TIMUN - Rumah Pertanian

BUDIDAYA TIMUN

 

 

I. PENDAHULUAN
Produksi mentimun di Indonesia masih sangat rendah padahal potensinya masih bisa ditingkatkan. Untuk itu PT. Natural Nusantara berupaya turut membantu meningkatkan produksi secara Kualitas, Kuantitas dan Kelestarian (K-3).II. SYARAT PERTUMBUHAN
2.1. Iklim
Adaptasi mentimun pada berbagai iklim cukup tinggi, namun pertumbuhan optimum pada iklim kering. Cukup mendapat sinar matahari, temperatur (21,1 - 26,7)�C dan tidak banyak hujan. Ketinggian optimum 1.000 - 1.200 mdpl.

2.2. Media Tanam
Tanah gembur, banyak mengandung humus, tata air baik, tanah mudah meresapkan air, pH tanah 6-7.III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
3.1. Pembibitan

Ada dua macam cara dalam menanam timun,pertama benih di semai dahulu pada polyback,dan yang kedua dengan cara di tanam langsung.

1. Untuk cara pertama yaitu dengan persemaian adalah dengan menyiapkan polyback ukuran 8x10,kompos atau pupuk kandang di aduk dengan tanah,dengan perbandingan 1/3. Setelah media semai siap kemudian benih di masukan kedalam poliback dengan kedlaman 1cm 2 biji/polyback,kemudian ditutup tanahhalus atau kompos. Setelah benih berumur 12 hari maka telah siap di tanam.

2. Yang kedua adalah dengan cara di tanam langsung,untuk cara yang kedua ini sebaiknya MPHP di beri lubang lagi di antara dua lubang,dengan demikian maka akan didapat jarak tanam 30x60 atau 25x50,untuk jarak tersebut sebaiknya satu biji per lubang.

    3.2. Pengolahan Media Tanam

  1. Bersihkan lahan dari gulma, rumput, pohon yang tidak diperlukan.

  2. Berikan kalsit/dolomit pH tanah 6

3.3. Penanaman

  1. Siram bibit dalam polibag dengan air

  2. Keluarkan bibit bersama medianya dari polibag.

  3. Tanamkan bibit di lubang tanam dan padatkan tanah di sekitar batang.

3.4. Pemeliharaan Tanaman

  • Tanaman yang rusak atau mati dicabut dan segera disulam dengan tanaman yang baik.

  • Bersihkan gulma (bisa bersama waktu pemupukan).

  • Pasang ajir pada 5 hst ( hari setelah tanam ) untuk merambatkan tanaman.

  • Daun yang terlalu lebat dipangkas, dilakukan 3 minggu setelah tanam pada pagi atau sore hari.

  • Pengairan dan Penyiraman rutin dilakukan setiap pagi dan sore hari dengan cara di siram atau menggenangi lahan selama 15-30 menit. -Selanjutnya pengairan hanya dilakukan jika diperlukan dan diintensifkan kembali pada masa pembungaan dan pembuahan.

3.5. Pemupukan:


Waktu


Pupuk (kg)


TSP


Urea


KCL


 


Pupuk Kandang


Pupuk Dasar


150


150


150


20.000


 


3-5 hst


100


 


150


100


10 hst


250


300


100


Setelah berbunga



 


250


 


250


Setelah Panen I



 


100


100


 

 


 


 


 


 


 

 



3.6. Hama dan Penyakit
3.6.1. Hama
a. Oteng-oteng atau Kutu Kuya (Aulocophora similis Oliver).
Kumbang daun berukuran 1 cm dengan sayap kuning polos. Gejala : merusak dan memakan daging daun sehingga daun bolong; pada serangan berat, daun tinggal tulangnya. Pengendalian : Natural BVR atau PESTONA.

b. Ulat Tanah (Agrotis ipsilon)
Ulat ini berwarna hitam dan menyerang tanaman terutama yang masih muda. Gejala: Batang tanaman dipotong disekitar leher akar.

c. Lalat buah (Dacus cucurbitae Coq.)
Lalat dewasa berukuran 1-2 mm. Lalat menyerang mentimun muda untuk bertelur, Gejala: memakan daging buah sehingga buah abnormal dan membusuk. Pengendalian : Natural METILAT.

d. Kutu daun (Aphis gossypii Clover)
Kutu berukuran 1-2 mm, berwarna kuning atau kuning kemerahan atau hijau gelap sampai hitam. Gejala: menyerang pucuk tanaman sehingga daun keriput, kerititing dan menggulung. Kutu ini juga penyebar virus. Pengendalian : Natural BVR atau PESTONA3.6.2. Penyakit
a. Busuk daun (Downy mildew)
Penyebab : Pseudoperonospora cubensis Berk et Curt. Menginfeksi kulit daun pada kelembaban udara tinggi, temperatur 16 - 22�C dan berembun atau berkabut. Gejala : daun berbercak kuning dan berjamur, warna daun akan menjadi coklat dan busuk. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

b. Penyakit tepung (Powdery mildew )
Penyebab : Erysiphe cichoracearum. Berkembang jika tanah kering di musim kemarau dengan kelemaban tinggi. Gejala : permukaan daun dan batang muda ditutupi tepung putih, kemudian berubah menjadi kuning dan mengering. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

c. Antraknose
Penyebab : cendawan Colletotrichum lagenarium Pass. Gejala: bercak-bercak coklat pada daun. Bentuk bercak agak bulat atau bersudut-sudut dan menyebabkan daun mati; gejala bercak dapat meluas ke batang, tangkai dan buah. Bila udara lembab, di tengah bercak terbentuk massa spora berwarna merah jambu. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

d. Bercak daun bersudut
Penyebab : cendawan Pseudomonas lachrymans. Menyebar pada saat musim hujan. Gejala : daun berbercak kecil kuning dan bersudut; pada serangan berat seluruh daun yang berbercak berubah menjadi coklat muda kelabu, mengering dan berlubang. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

e. Virus
Penyebab : Cucumber Mosaic Virus, CMV, Potato virus mosaic, PVM; Tobacco Etch Virus, TEV; otato Bushy Stunt Virus (TBSV); Serangga vektor adalah kutu daun Myzus persicae Sulz dan Aphis gossypii Glov. Gejala : daun menjadi belang hijau tua dan hijau muda, daun berkerut, tepi daun menggulung, tanaman kerdil. Pengendalian: dengan mengendalikan serangga vektor dengan Natural BVR atau PESTONA, mengurangi kerusakan mekanis, mencabut tanaman sakit dan rotasi dengan famili bukan Cucurbitaceae.

f. Kudis (Scab)
Penyebab : cendawan Cladosporium cucumerinum Ell.et Arth. Terjadi pada buah mentimun muda. Gejala : ada bercak basah yang mengeluarkan cairam yang jika mengering akan seperti karet; bila menyerang buah tua, terbentuk kudis yang bergabus. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

g. Busuk buah
Penyebab : cendawan (1) Phytium aphinadermatum (Edson) Fizt.; (2) Phytopthora sp., Fusarium sp.; (3) Rhizophus sp., (4) Erwinia carotovora pv. Carotovora. Infeksi terjadi di kebun atau di tempat penyimpanan. Gejala : (1) Phytium aphinadermatum: buah busuk basah dan jika ditekan, buah pecah; (2) Phytopthora: bercak agak basah yang akan menjadi lunak dan berwarna coklat dan berkerut; (3) Rhizophus: bercak agak besah, kulit buah lunak ditumbuhi jamur, buah mudah pecah; (4) Erwinia carotovora: buah membusuk, hancur dan berbau busuk. Pengendalian: dengan menghindari luka mekanis, penanganan pasca panen yang hati-hati, penyimpanan dalam wadah bersih dengan suhu antara 5 - 7 derajat C. Dan pemberian Natural GLIO sebelum tanam.3.7. Panen
3.7.1. Ciri dan Umur Panen
Buah mentimun muda lokal untuk sayuran, asinan atau acar umumnya dipetik 2-3 bulan setelah tanam, mentimun hibrida dipanen 42 hari setelah tanam Mentimun Suri dipanen setelah matang.

3.7.2. Cara Panen
Buah dipanen di pagi hari sebelum jam 9.00 dengan cara memotong tangkai buah dengan pisau tajam.

3.7.3.Periode Panen
Mentimun sayur dipanen 5 - 10 hari sekali tergantung dari varitas dan ukuran/umur buah yang dikehendaki.

Saat ini Sekian posting saya kali ini,mohon maaf karna masih banyak kekurangan. Semua yang saya tulis adalah hasil dari pengalaman saya.


Purbalingga,27/02/2013
13;36 wib


sigit agus p




2013 - Selamat datang Pembaca Blog Rumah Pertanian dimanapun Anda berada saat ini, kali ini menyajikan artikel yang berjudul "2013", kami telah mempersiapkan artikel kali ini dengan sebaik-baiknya agar Anda dapat membaca dan mengambil informasi yang sedang Anda cari didalamnya. mudah-mudahan isi postingan dari yang kami hadirkan ini dapat membawa banyak manfaat bagi Anda. Baiklah, selamat membaca.

Judul:BUDIDAYA TIMUN - Rumah Pertanian
link : BUDIDAYA TIMUN - Rumah Pertanian

Baca juga


2013

Sunday, March 3, 2013

Bakteri PGPR - Rumah Pertanian

PGPR adalah bakteri yang menguntungkan bagi tanaman,disamping dapat memacu pertumbuhan juga dapat meningkatkan daya tahan tanaman terhadap beberapa penyakit.Saya biasa mengaplikasikan bakteri tersebupada tanaman cabai,timun dan oyong,dengan cara di kocor pada masa awal per?tumbuhan.

Bahan bahan yang dibutuhkan adalah
1. dedak halus 1kg
2. gula pasir 2on
3.susu 2 saset
4.terasi secukupnya
5. buah buahan secukupnya
6.akar tanaman bambu
 
Cara membuat

bahan bahan tersebut di atas diribus,kecuali akar bambu. setelah mendidih dibiarkan hingga menjadi matang,kemudian didiamkan agar menjadi dingin silama kurang lebih 24 jam,kemudian disaring.
Akar bambu di rendam pada air dingin dan matang kurang lebih selama 24 jam,setelah itu di campurkan dengan air rebusan dedak.Kemudian dibiarkan delama 15 hari,tiap hari di aduk aduk,setelah kurang lebih 15 hari bakteri PGPR siap di aplikasikan .

Demikian sekelumit tentang bakteri PGPR.
Mohon dikoreksi apa bila ada yang salah.


purbalingga,03/03/2013
19;41wib


sigit

2013 - Selamat datang Pembaca Blog Rumah Pertanian dimanapun Anda berada saat ini, kali ini menyajikan artikel yang berjudul "2013", kami telah mempersiapkan artikel kali ini dengan sebaik-baiknya agar Anda dapat membaca dan mengambil informasi yang sedang Anda cari didalamnya. mudah-mudahan isi postingan dari yang kami hadirkan ini dapat membawa banyak manfaat bagi Anda. Baiklah, selamat membaca.

Judul:Bakteri PGPR - Rumah Pertanian
link : Bakteri PGPR - Rumah Pertanian

Baca juga


2013

Friday, March 1, 2013

Budidaya Cabai Merah Keriting dengan Mulsa Jerami - Rumah Pertanian

Pendahuluan

Untuk meningkatakan hasil dan menekan biaya produksi saya mencoba untuk menggunakan kompos jerami padi yang telah di fermentasi dalam budidaya cabai merah keriting tanpa MPHP.Berikut adalah sistem budidaya yang saya lakukan.......

Persiapan Lahan

Lahan kami adalah lahan bekas tanaman jagung,dan pada musim kemarau atau curah hujan ringan.Lahan di bajak dan di buat bedeng dengan lebar 1m dan tinggi beding 25 cm.Kompos jerami yang telah di fermentasi di aduk di lubang tanam sebanyak 1kgj, dengan jarak tanam 50x50cm.Untuk menaikan ph tanah kami aplikasikan dolomit sebanyak 200grm/1m persegi.

Pembenihan

Media pembenihan adalah tanah dan pupuk kandang mentah,dengan perbandingan 3/1,dengan ukuran polyback 10x8.
Benih di rendam selama kurang lebih 1 jam,kemudian di peram silama 24 jam,kemudian di letakan pada polyback sedalam 1cm.Dan ditutup jarami selama 6 hari,setelah benih cabai tumbuh kemudian jerami di angkan,dan di bersihkan.Setelah benih berumur 30 hari di hitung dari pemeraman benih siap di pindah tanam.

Pemupukan

Untuk menekan biaya kami hanya menggungkan pupuk NPK Phoska,dengan dosis 3kg per 1500 tanaman.dikocor per 7 hari.Untuk merangsang pertumbuhan kami kocor dengan bakteri PGPR yang kami buat sendiri.

Perawatan

Untuk menanggulangi hama dan penyakit kami menggunakan insektisida alakadarnya.Dan kami juga menggunakan perangkap kuning untuk mengindalikan hama kutu kebul dan mengendalikan virus kuning.

Hasil Pengamatan Di Lapangan

Secara umum pertumbuhan tanaman cabai relatif  bagus,namun virus kuning mulai terlihat pada umur 35 hari dan terus bertambang hingga mencapai 50% pada umur 70 hari.Meski demikian tanaman yang terserang virus kuning masih berbuah dingan baik walopun sedikit labih kecil.Pada umur 45 hari penyakit layu sudah mulai menyerang dan pada umur 75 hari tanaman yang terserang telah mencapai 30%.Dari hasil pengamatan kami di lapangan kelayuan yang terjadi akibat layu fusarium,karena di tandai dengan lingkaran hitam pada pangkal batang menyerupai cincin.Berdasarkan pengamatan dan perkiraan kami hal tersebut terjadi karena pengaruh pengairan yang berlebihan,hingga menciptakan kondisi yang terlalu basah dan saat itu adalah musim kemarau dingga menjadikan kondisi tanah yang lembab dan suhu yang relatif tinggi.Hingga menciptakan kondisi yang bagus untuk perkembangan cindawan/fusarium.

Purbalingga 02/03/2013
3;52wib


sigit
2013 - Selamat datang Pembaca Blog Rumah Pertanian dimanapun Anda berada saat ini, kali ini menyajikan artikel yang berjudul "2013", kami telah mempersiapkan artikel kali ini dengan sebaik-baiknya agar Anda dapat membaca dan mengambil informasi yang sedang Anda cari didalamnya. mudah-mudahan isi postingan dari yang kami hadirkan ini dapat membawa banyak manfaat bagi Anda. Baiklah, selamat membaca.

Judul:Budidaya Cabai Merah Keriting dengan Mulsa Jerami - Rumah Pertanian
link : Budidaya Cabai Merah Keriting dengan Mulsa Jerami - Rumah Pertanian

Baca juga


2013

Wednesday, February 27, 2013

Pahitnya Kegagalan Menanam Cabai - Rumah Pertanian

Berikut adalah pengalaman saya dalam menanam cabai ,semoga hal ini bisa menjadi bahan koreksi bagi saya dan siapa saja yang membutuhkannya.

1. Cabai merah besar/lokal

Persiapan lahan

Lahan saya olah hingga menjadi bedeng,dengan ukuran 1mx 15m,serta tinggi 25cm.Kemudian saya beri pupuk kandang mentah/belum menjadi kompos,sebanyak 15 karung. Di tebar pada galur/jaleran yang bakal di tanami cabai.Dan tidak menggunakan MPHP.

Pembibitan

Benih di tebar langsung di atas lahan pembenihan,tanpa menggunakan polyback. Setelah benih berumur 30 hari benih siap di tanam.

Penanaman

Pada saat benih berumur 30 hari saya pindahkan ke bedeng,pada saat sore hari,dan segera di siram. Sampai beberapa hari hingga tanaman kelihatan benar benar segar.

Pemupukan

Umur 7 hari di beri pupuk kimia dingan perbandingan 12-12-12kg/urea-phoska-sp36 per 2500 tanaman. Pemupukan ke dua pada umur 25 hari dan pemupukan ke tiga atau terahir pada umur 45 hari,dengan sistim pemupukan tetap atau tidak dinaikan dosisnya.

Pengocoran dan Penyemprotan

Untuk pempercapat proses pengomposan pupuk kandang saya gunakan limbah tebu,melalui pengocoran pada umur 20 dan 40 hari sebanyak 2 lt per satu kali aplikasi.Untuk mengendalikan hama dan penyakit saya aplikasikan beberapa  isektisida dan saya aplikasikan bubur california/sulfur ples kapur hidup.

Hasil Pengamatan

Sesara umum tanaman berkebang dengan baik dan subur,pada saat umur 25 hari tanaman mulai terserang virus kuning,dan simakin menular dingga mencapai 40 persen tanaman tertular.Umur 40 hari tanaman mulai terserang layu, hingga umur 90 hari tanaman yang terserang layu mencapai 40%. Sebagi catatan saat itu curah hujan sangat tinggi.
Karena hama dan penyakit yang sulit di kendalikan maka cabai saya petik hijau,dengan hasil 6 kwintal per 3x petik.

Demikian pengalaman saya dalam menanam cabai besar sistim tradisional. Semoga bisa menjadi bahan kajian bagi yang membutuhkan.

purbalingga 28/02/2013
10;43 wib



sigit.
2013 - Selamat datang Pembaca Blog Rumah Pertanian dimanapun Anda berada saat ini, kali ini menyajikan artikel yang berjudul "2013", kami telah mempersiapkan artikel kali ini dengan sebaik-baiknya agar Anda dapat membaca dan mengambil informasi yang sedang Anda cari didalamnya. mudah-mudahan isi postingan dari yang kami hadirkan ini dapat membawa banyak manfaat bagi Anda. Baiklah, selamat membaca.

Judul:Pahitnya Kegagalan Menanam Cabai - Rumah Pertanian
link : Pahitnya Kegagalan Menanam Cabai - Rumah Pertanian

Baca juga


2013