Saturday, February 20, 2016

HAMA & PENYAKIT APEL - Rumah Pertanian

HAMA & PENYAKIT APEL - Rumah Pertanian - Selamat datang Pembaca Blog Rumah Pertanian dimanapun Anda berada saat ini, kali ini menyajikan artikel yang berjudul "HAMA & PENYAKIT APEL - Rumah Pertanian", kami telah mempersiapkan artikel kali ini dengan sebaik-baiknya agar Anda dapat membaca dan mengambil informasi yang sedang Anda cari didalamnya. mudah-mudahan isi postingan dari Artikel BUDIDAYA DESA Artikel BUDIDAYA TANAMAN yang kami hadirkan ini dapat membawa banyak manfaat bagi Anda. Baiklah, selamat membaca.

Judul:HAMA & PENYAKIT APEL - Rumah Pertanian
link : HAMA & PENYAKIT APEL - Rumah Pertanian

Baca juga


HAMA & PENYAKIT APEL - Rumah Pertanian

HAMA & PENYAKIT APEL. Berikut adalah artikel yang terkait dengan hama dan penyakit tanaman apel.

HAMA & PENYAKIT APEL

HAMA & PENYAKIT APEL
HAMA & PENYAKIT APEL
Hama
1) Kutu hijau (Aphis pomi  Geer)
Ciri : kutu dewasa berwarna hijau kekuningan, antena pendek, panjang tubuh 1,8 mm, ada yg bersayap ada pula yg tidak; panjang sayap 1,7 mm berwarna hitam; perkembangbiakan sangat cepat, telur dpt menetas dlm 3-4 hari.
Gejala : (1) nimfa maupun kutu dewasa menyerang dgn mengisap cairan sel-sel daun secara berkelompok dipermukaan daun muda, terutama ujung tunas muda, tangkai cabang, bunga, & buah; (2) kutu menghasilkan embun madu yang akan melapisi permukaan daun & merangsang tumbuhnya jamur hitam (embun jelaga); daun berubah bentuk, mengkerut, leriting, terlambat berbunga, buah-buah muda gugur,jika tdk mutu buahpun jelek.
Pengendalian : (1) sanitasi kebun & pengaturan jarak tanam (jangan terlalu rapat); (2) dgn musuh alami coccinellidae lycosa ; (3) dgn penyemprotan Supracide 40 EC (ba Metidation) dosis 2 cc/liter air atau 1-1,6 liter; (4) Supracide 40 EC dlm 500-800 liter/ha air dengan interval penyemprotan 2 minggu sekali; (5) Convidor 200 SL (b.a. Imidakloprid) dosis 0,125-0,250 cc/liter air; (6) Convidor 200 SL dlm 600 liter/ha air dgn interval penyemprotan 10 hari sekali (7) Convidor ini dpt mematikan sampai telur-telurnya; cara penyemprotan dr atas ke bawah. Penyemprotan dilakukan 1-2 minggu sebelum pembungaan & dilanjutkan 1-1,5 bulan setelah bunga mekar sampai 15 hari sebelum panen.
2) Tungau, Spinder mite, cambuk merah ( panonychus Ulmi)
Ciri : berwarna merah tua, & panjang 0,6 mm.
Gejala : (1) tungau menyerang daun dgn menghisap cairan sel-sel daun; (2) pada serangan hebat menimbulkan bercak kuning, buram, cokelat, & mengering; (3) pada buah menyebabkan bercak keperak-perakan atau coklat.
Pengendalian : (1) dengan musah alami coccinellidae  & lycosa ; (2) penyemprotan Akarisida Omite 570 EC sebanyak 2 cc/liter air atau 1 liter Akarisida Omite 570 EC dlm 500 liter air per hektar dgn interval 2 minggu.
3) Trips
Ciri : berukuran kecil dgn panjang 1mm; nimfa berwarna putih kekuning-kuningan; dewasa berwarna cokelat kehitam-hitaman; bergerak cepat & bila tersentuh akan segera terbang menghindar.
Gejala : (1) menjerang daun, kuncup/tunas, & buah yg masih sangat muda; (2) pada daun terlihat berbintik-bintik putih, kedua sisi daun menggulung ke atas & pertumbuhan tdk normal;
(3) daun pada ujung tunas mengering & gugur (4) pada daun meninggalkan bekas luka berwarna coklat abu-abu.
Pengendalian : (1) secara mekanis dengan membuang telur-telur pada daun & menjaga agar lingkungan tajuk tanaman tidk terlalu rapat; (2) penyemprotan dgn insektisida seperti Lannate 25 WP (b.a.Methomyl) dgn dosis 2 cc/liter air atau Lebaycid 550 EC (b.a. Fention) dengan dosis 2 cc/liter air pada sat tanaman sedang bertunas, berbunga, dan pembentukan buah.
4) Ulat daun ( Spodoptera litura)
Ciri : larva berwarna hijau dgn garis-garis abu-abu memanjang dr abdomen sampai kepala.pada lateral larva terdapat bercak hitam berbentuk lingkaran atau setengah lingkaran, meletakkan telur secara berkelompok & ditutupi dengan rambut halus berwarna coklat muda.
Gejala : menyerang daun, mengakibatkan lubang-lubang tdk teratur hingga tulang-tulang daun.
Pengendalian : (1) secara mekanis dgn membuang telur-telur pada daun; (2) penyemprotan dengan penyemprotan seperti Tamaron 200 LC (b.a Metamidofos) & Nuvacron 20 SCW (b.a.  Monocrotofos).
5) Serangga penghisap daun ( Helopelthis Sp)
Ciri : Helopelthis Theivora dengan abdomen warna hitam & merah, sedang HelopelthisAntonii
 dgn abdomen warna merah & putih. Serabgga berukuran kecil. Penjang nimfa yg baru menetas 1mm & panjang serangga dewasa 6-8 mm. Pada bagian thoraknya terdapat benjolan yg menyerupai jarum.
Gejala : menyerang pada pagi, sore atau pada saat keadaan berawan; menyerang daun muda, tunas & buah buah dgn cara menhisap cairan sel; daun yang terserang menjadi coklat & perkembanganya tdk simetris; tunas yang terserang menjadi coklat, kering & akhirnya mati; serangan pada buah menyebabkan buah menjadibercak-bercak coklat, nekrose, & apabila buah membesar, bagian bercak ini pecah yg menyebebkan kualitas buah menurun.
Pengendalian : (1) secara mekanis dgn cara pengerondongan atap plastik/pembelongsongan buah. (2) Penyemprotan dgn insektisida seperti Lannate 25 WP (b.a. Metomyl), Baycarb 500 EC (b.a. BPMC), yg dilakukan pada sore atau pagi hari.
6) Ulat daun hitam ( Dasychira Inclusa Walker)
Ciri : Larva mempunyai dua jambul dekat kepala berwarna hitam yg mengarah kearah samping kepala. Pada bagian badan terdapat empat jambul yang merupakan keumpulan seta berwarna coklat kehitam-hitaman. Disepanjang kedua sisi tubuh terdapat rambut berwarna ab-abu. Panjang larva 50 mm.
Gejala : menyerang daun tua & muda; tanaman yg terserang tinggal tulang daun-daunnya dgn kerusakan 30%; pada siang hari larva bersembunyi di balik daun.
Pengendalian : (1) secara mekanis dgn membuang telur-telur yang biasanya diletakkan pada daun; (2) penyemprotan insektisida seperti: Nuvacron 20 SCW (b.a. Monocrotofos) & Matador 25 EC.
7) Lalat buah ( Rhagoletis Pomonella )
Ciri:  larva tdk berkaki, setelah menetas dr telur (10 hari) dpt segera memakan daging buah. Warna lalat hitam, kaki kekuningan & meletakkan telur pada buah.
Gejala : bentuk buah menjadi jelek, terlihat benjol-benjol.
Pengendalian : (1) penyemprotan insektisida kontak seperti Lebacyd 550 EC; (2) membuat perangkat lalat jantan dgn menggunakan Methyl eugenol sebanyak 0,1 cc ditetesan pad kapas yg sudah ditetesi insektisida 2 cc. Kapas tersebutkapas tersebut dimasukkan ke botol plastik (bekas air mineral) yang digantungkan ketinggian 2 meter. Karena aroma yg mirip bau-bau yang dikeluarkan betina, maka jantan tertarik & menhisap kapas.
 
Penyakit
1) Penyakit embun tepung (Powdery Mildew)
Penyebab : Padosphaera leucotich Salm. dgn stadia imperfeknya adalah
oidium Sp.
Gejala : (1) pada daun atas tampak putih, tunas tdk normal, kerdil dan tidak berbuah; (2) pada buah berwarna coklat, berkutil coklat.
Pengendalian : (1) memotong tunas atau bagian yg sakit & dibakar; (2) dgn menyemprotka fungisida Nimrod 250 EC 2,5-5 cc/10 liter air (500liter/Ha) atau Afugan 300 EC 0,5-1 cc/liter air (pencegahan) & 1-1,5 cc/liter air setelah perompesan sampai tunas berumur 4-5 minggu dgn interval 5-7 hari.
2) Penyakit bercak daun ( Marssonina coronaria J.J. Davis )
Gejala : pada daun umur 4-6 minggu setelah perompesan terlihat bercak putih tidak teratur, berwarna coklat, permukaan atas timbul titik hitam, dimulai dr daun tua, daun muda hingga seluruh bagian gugur.
Pengendalian : (1) jarak tanam tidak terlalu rapat, bagian yg terserang dibuang & dibakar; (2) disemprot fungisida Agrisan 60 WP 2 gram/liter air, dosis 1000-2000 gram/ha sejak 10 hari
setelah rompes dgn interval 1 minggu sebanyak 10 aplikasi atau Delseme MX 200 2 gram/liter air, Henlate 0,5 gram/liter air sejak umur 4 hari setelah rompes dengan interval 7 hari hingga 4 minggu.
3) Jamur upas ( Cortisium salmonicolor Berk et Br)
Pengendalian : mengurangi kelembapan kebun, menghilangkan bagian tanaman
yang sakit.
4) Penyakit kanker ( Botryosphaeria Sp.)
Gejala : menyerang batang/cabang (busuk, warna coklat kehitaman, terkadang mengeluarkan cairan), & buah (becak kecil warna cokelat muda, busuk, mengelembung, berair & warna buah pucat.
Pengendalian : (1) tdk memanen buah terlalu masak; (2) mengurangi kelembapan kebun; (3) membuang bagian yang sakit; (4) pengerokkan batang yg sakit lalu diolesi fungisida Difolatan 4 F
100 cc/10 liter air atau Copper sandoz; (5) disemprot Benomyl 0,5 gram/liter air, Antracol 70 WP 2 gram/liter air.
5) Busuk buah ( Gloeosporium  Sp.)
Gejala : bercak kecil cokelat & bintik-bintik hitam berubah menjadi orange.
Pengendalian : tdk memetik buah terlalu masak & pencelupan dengan Benomyl 0,5 gram/liter air utk mencegah penyakit pada penyimpanan.
6) Busuk akar (Armilliaria Melea)
Gejala : menjerang tanaman apel pada daerah dingin basah, ditandai dgn layu daun, gugur, & kulit akar membusuk.
Pengendalian : dgn eradifikasi, yaitu membongkar/mencabut tanaman yg terserang beserta akar-akarnya, bekas lubang tdk ditanami minimal 1 tahun.
 

0 comments:

Post a Comment