Thursday, February 18, 2016

PEDOMAN BUDIDAYA APEL - Rumah Pertanian

PEDOMAN BUDIDAYA APEL - Rumah Pertanian - Selamat datang Pembaca Blog Rumah Pertanian dimanapun Anda berada saat ini, kali ini menyajikan artikel yang berjudul "PEDOMAN BUDIDAYA APEL - Rumah Pertanian", kami telah mempersiapkan artikel kali ini dengan sebaik-baiknya agar Anda dapat membaca dan mengambil informasi yang sedang Anda cari didalamnya. mudah-mudahan isi postingan dari Artikel BUDIDAYA DESA Artikel BUDIDAYA TANAMAN yang kami hadirkan ini dapat membawa banyak manfaat bagi Anda. Baiklah, selamat membaca.

Judul:PEDOMAN BUDIDAYA APEL - Rumah Pertanian
link : PEDOMAN BUDIDAYA APEL - Rumah Pertanian

Baca juga


PEDOMAN BUDIDAYA APEL - Rumah Pertanian

PEDOMAN BUDIDAYA APEL. Berikut adalah artikel yang terkait dengan pedoman budidaya apel.

PEDOMAN BUDIDAYA APEL

PEDOMAN BUDIDAYA APEL
PEDOMAN BUDIDAYA APEL
Pembibitan
Perbanyakan tanaman apel dilakukan secara vegetatif & generatif. Perbanyakan yang baik & umum dilakukan adalah perbanyakan vegetatif, sebab perbanyakan generatif memakan waktu lama & sering menghasilkan bibit yg menyimpang dari induknya. Teknik perbanyakan generatif dilakukan dgn biji, sedangkan perbanyakan vegetatif dilakukan dgn okulasi atau penempelan (budding), sambungan (grafting) & stek.
1) Persyaratan Benih
Syarat batang bawah: merupakan apel liar, perakaran luas & kuat, bentuk pohon kokoh, mempunyai daya adaptasi tinggi. Sedangkan syarat mata tunas adalah berasal dr batang tanaman apel yg sehat & memilki sifat-sifat unggul.
2) Penyiapan Benih
Penyiapan benih dilakukan dgn cara perbanyakan batang bawah dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Anakan / siwilan
1. Ciri anakan yg diambil adalah tinggi 30 cm, diameter 0,5 cm & kulit batang kecoklatan.
2. Anakan diambil dr pangkal batang bawah tanaman produktif dgn cara menggali tanah disekitar pohon, lalu anakan dicabut beserta akarnya secara berlahan-lahan & hati-hati.
3. Setelah anakan dicabut, anakan dirompes & cabang-cabang dipotong, lalu ditanam pada bedengan selebar 60 cm dgn kedalaman parit 40 cm.
b) Rundukan (layering)
1. Bibit hasil rundukan dpt diperoleh dua cara yaitu:
- Anakan pohon induk apel liar : anakan yg agak panjang direbahkan
melekat tanah, kemudian cabang dijepit kayu & ditimbun tanah;
penimbunan dilakukan tiap 2 mata; bila sudah cukup kuat, tunas dapat dipisahkan dgn cara memotong cabangnya.
- Perundukan tempelan batang bawah : dilakukan pada waktu tempelan dibuka (2 minggu) yaitu dgn memotong 2/3 bagian penampang batang bawah, sekitar 2 cm diatas tempelan; bagian atas keratan dibenamkan dalam tanah kemudian ditekuk lagi keatas. Pada tekukan diberi penjepit kayu atau bambu.
2. Setelah rundukan berumur sekitar 4 bulan, dilakukan pemisahan bakal bibit dengan cara memotong miring batang tersebut dibawah keratan atau tekukan. Bekas luka diolesi defolatan.
c) Stek
Stek apel liar berukuran panjang 15-20 cm ( diameter seragam & lurus), sebelum ditanam bagian bawah stek dicelupkan ke larutan  Roton F untuk merangsang pertumbuhan akar. Jarak penanaman 30 x 25 cm, tiap bedengan ditanami dua baris. Stek siap diokulasi pada umur 5 bulan, diameter batang �  1 cm & perakaran cukup cukup kuat.
3) Teknik Pembiitan
a) Penempelan
1. Pilih batang bawah yg memenuhi syarat yaitu telah berumur 5 bulan, diameter batang �  1 cm & kulit batangnya mudah dikelupas dr kayu.
2. Ambil mata tempel dr cabang atau batang sehat yg berasal dr pohon apel varietas unggul yg telah terbukti keunggulannya. Caranya adalah dengan menyayat mata tempel beserta kayunya sepanjang 2,5-5 cm (Matanya ditengah-tengah). Kemudian lapisan kayu dibuang dgn hati-hati agar matanya tdk rusak
3. Buat lidah kulit batang yg terbuka pada batang bawah setinggi �  20 cm dari pangkal batang dgn ukuran yg disesuaikan dgn mata tempel. Lidah tersebut diungkit dr kayunya & dipotong setengahnya.
4. Masukkan mata tempel ke dlm lidah batang bawah sehingga menempel dengan baik. Ikat tempelan dgn pita plastik putih pada seluruh bagian tempelan.
5. Setelah 2-3 minggu, ikatan tempelan dpt dibuka & semprot/ kompres dengan ZPT. Tempelan yg jadi mempunyai tanda mata tempel berwarna hijau segar & melekat.
6. Pada okulasi yg jadi, kerat batang sekitar 2 cm diatas okulasi dengan posisi milintang sedikit condong keatas sedalam 2/3 bagian penampang. Tujuannya utk mengkonsentrasikan pertumbuhan sehingga memacu pertumbuhan mata tunas.
b) Penyambungan
1. Batang atas (entres) berupa cabang (pucuk cabang lateral).
2. Batang bawah dipotong pada ketinggian �  20 cm dr leher akar.
3. Potong pucuknya & belah bagian tengah batang bawah denngan panjang 2-5 cm.
4. Cabang entres dippotong sepanjang �  15 cm (� 3 mata), daunnya dibuang, lalu pangkal batang atas diiris berbentuk baji. Panjang irisan sama dengan panjang belahan batang bawah.
5. Batang atas disisipkan ke belahan batang bawah, sehingga kambium keduanya bisa bertemu.
6. Ikat sambungan dgn tali plastik serapat mungkin.
7. Kerudungi setiap sambungan dgn kantung plastik. Setelah berumur 2-3 minggu, kerudung plastik dpt dibuka utk melihat keberhasilan sambungan.
4) Pemeliharaan pembibitan
Pemeliharaan batang bawah meliputi
a) Pemupukan: dilakukan 1-2 bulan sekali dgn urea & TSP masing-masing 5 gram per tanaman ditugalkan  (disebar mengelilingi) di sekitar tanaman.
b) Penyiangan: waktu penyiangan tergantung pada pertumbuhan gulma. 
c) Pengairan: satu minggu sekali (bila tdk ada hujan)
d) Pemberantasan hama & penyakit: disemprotkan pestisida 2 kali tiap bulan dengan memperhatikan gejala serangan. Fungisida yg digunakan adalah Antracol atau Dithane, sedangkan insektisida adalah Supracide atau Decis. Bersama dgn ini dpt pula diberikan pupuk daun, ditambah perekat Agristic.
5) Pemindahan Bibit
Bibit okulasi grafting (penempelan & sambungan) dpt dipindahkan ke lapang pada umur minimal 6 bulan setelah okulasi, dipotong hingga tingginya 80-100 cm dan daunnya dirompes.
Pengolahan Media Tanam
1) Persiapan
Persiapan yg diperlukan adalah persiapan pengolahan tanah & pelaksanaan survai. Tujuannya utk mengetahui jenis tanaman, kemiringan tanah, keadaan tanah, menentukan kebutuhan tenaga kerja, bahan paralatan & biaya yang diperlukan.
2) Pembukaan Lahan
Tanah diolah dgn cara mencangkul tanah sekaligus membersihkan sisa-sisa tanaman yg masih tertinggal 
3) Pembentukan Bedengan
Pada tanaman apel bedeng hampir tdk diperlukan, tetapi hanya peninggian alur penanaman.
4) Pengapuran
Pengapuran bertujuan utk menjaga keseimbangan pH tanah. Pengapuran hanya dilakukan apabila ph tanah kurang dr 6.
5) Pemupukan
Pupuk yg diberikan pada pengolahan lahan adalah pupuk kandang sebanyak 20 kg per lubang tanam yg dicampur merata dgn tanah, setelah itu dibiarkan selama 2 minggu.
Teknik Penanaman
1) Penentuan Pola Tanam
Tanaman apel dpt ditanam secara monokultur maupun intercroping. Intercroping hanya dpt dilakukan apabila tanah belum tertutup tajuk-tajuk daun atau sebelum 2 tahun. Tapi pada saat ini, setelah melalui beberapa penelitian intercroping pada tanaman apel dpt dilakukan dgn tanaman yg berhabitat
rendah, seperti cabai, bawang & lain-lain. Tanaman apel tdk dpt ditanam pada jarak yg terlalu rapat karena akan menjadi sangat rimbun yg akan menyebabkan kelembaban tinggi, sirkulasi udara kurang, sinar matahari terhambat & meningkatkan pertumbuhan penyakit. Jarak tanam yg ideal utk tanaman apel tergantung varietas. utk varietas Manalagi & Prices Moble adalah 3-3.5 x 3.5 m, sedangkan utk varietas Rome Beauty & Anna dpt lebih pendek yaitu 2-3  x 2.5-3 m.
2. Pembuatan Lubang Tanam
Ukuran lubang tanam antara 50 x 50 x 50 cm sampai 1 x 1 x 1 m. Tanah atas dan tanah bawah dipisahkan, masing-masing dicampur pupuk kandang sekurang-kurangnya 20 kg.  Setelah itu tanah dibiarkan selama �  2 minggu, & menjelang tanam tanah galian dikembalikan sesuai asalnya.
3. Cara Penanaman
Penanaman apel dilakukan baik pada musim penghujan atau kemarau (di sawah). Untuk lahan tegal dianjurkan pada musim hujan. Cara penanaman bibit apel adalah sebagai berikut:
a. Masukan tanah bagian bawah bibit kedalam lubang tanam.
b. Masukan bibit ditengah lubang sambil diatar perakarannya agar menyebar.
c. Masukan tanah bagian atas dlm lubang sampai sebatas akar & ditambah tanah galian lubang.
d. Bila semua tanah telah masuk, tanah ditekan-tekan secara perlahan dengan tangan agar bibit tertanam kuat & lurus. utk menahan angin, bibit dapat ditahan pada ajir dgn ikatan longgar.
6.4.  Pemeliharaan Tanaman
1) Penjarangan & penyulaman
Penjarangan tanaman tdk dilakukan, sedangkan penyulaman dilakukan pada tanaman yg mati atau dimatikan kerena tdk menghasilkan dgn cara menanam tanaman baru menggantikan tanaman lama. Penyulaman sebaiknya dilakukan pada musim penghujan.
2)     Penyiangan
Penyiangan dilakukan hanya bila disekitar tanaman induk terdapat banyak gulma yang dianggap dpt mengganggu tanaman. Pada kebun yg ditanami apel dengan jarak tanam yg rapat (�  3x3 m), peniangan hampir tdk perlu dilakukan karena tajuk daun menutupi permukaan tanah sehingga rumput-rumput tidak dapat tumbuh.
3) Pembubunan
Penyiangan biasanya diikuti dgn pembubunan tanah. Pembubunan dimaksudkan utk meninggikan kembali tanah disekitar tanaman agar tidak tergenang air & juga utk menggemburkan tanah. Pembubunan biasanya dilakukan setelah panen atau bersamaan dgn pemupukan.
4) Perempalan/Pemangkasan
Bagian yg perlu dipangkas adalah bibit yg baru ditanam setinggi 80 cm, tunas yang tumbuh di bawah 60 cm, tunas-tunas ujung beberapa ruas dr pucuk, 4-6 mata & bekas tangkai buah, knop yg tdk subur, cabang yg berpenyakit dan tdk produkrif, cabang yg menyulitkan pelengkungan, ranting atau daun
yang menutupi buah. Pemangkasan dilakukan sejak umur 3 bulan sampai didapat bentuk yg diinginkan(4-5 tahun).
5) Pemupukan
a) Pada musim hujan/tanah sawah
1. Bersamaan rompes daun ( <  3 minggu). NPK (15-15-15) 1-2 kg/pohon atau campuran Urea, TSP, KCl/ZK �  3 kg/pohon (4:2:1).
2. Melihat situasi buah, yaitu bila buah lebat (2,5-3 bulan setelah rompes. NPK (15-15-15) 1 kg/pohon atau campuran Urea, TSP & KCl/ZK �  1 kg/pohon (1:2:1)
b) Musim kemarau/tanah tegal
1. Bersamaan rompes tdk diberi pupuk (tidak ada air).
2. 2-3 bulan setelah rompes (ada hujan). NPK (15-15-15) 1-2 kg/pohon atau campuran Urea, TSP, & KCl/ZK �  3 kg/pohon (4:2:1).
Cara pemupukan disebar di sekeliling tanaman sedalam �  20 cm sejauh lebar daun, lalu ditutup tanah & diairi. Untuk pupuk kandang cukup diberikan sekali setahun (2 x panen) 1-2 pikul setiap pohon pada musim kemarau setelah panen. Untuk meningkatkan pertumbuhan perlu diberikan pupuk daun & ZPT pada 5-7 hari sampai menjelang bunga setelah rompes (Gandasil B 1 gram/liter) + Atonik/Cepha 1 cc/liter diselingi dgn Metalik-Multi Mikro & 5-7 hari sekali sampai menjelang panen (2,5 bulan) dr rompes Gandasil D (1 gram/liter). Selain itu perlu digunakan zat pengatur tumbuh Dormex sekali setahun setelah rompes (jangan sampai 10 hari setelah rompes) sebanyak 2600 liter larutan dengan dosisi 3 liter/200 literair.
6) Pengairan & Penyiraman
Untuk pertumbuhannya, tanaman apel memerlukan pengairan yg memadai sepanjang musim. Pada musim penghujan, masalah kekurangan air tdk ditemui, tetapi harus diperhatikan jangan sampai tanaman terendam air. Krena itu perlu drainase yg baik. Sedangkan pada musim kemarau masalah kekurangan air harus diatasi dgn cara menyirami tanaman sekurang-kurangnya 2 minggu sekali dgn cara dikocor.
7) Penyemprotan Pestisida
Untuk pencegahan, penyemprotan dilakukan sebelum hama menyerang tanaman atau secara rutin 1-2 minggu sekali dgn dosis ringan. utk penanggulangan, penyemprotan dilakukan sedini mungkin dgn dosis tepat, agar hama dapat segera ditanggulangi. Penyemprotan sebaiknya dilakukan pagi atau sore hari. Jenis & dosis pestisida yg digunakan dlm menanggulangi hama sangat beragam tergantung dgn hama yg dikendalikan & tingkat populasi hama tersebut, pengendalian secara lebih terinci akan dijelaskan pada poin hama dan penyakit.
8) Pemeliharaan Lain
a) Perompesan
Perompesan dilakukan utk mematahkan masa dorman didaerah sedang. Di darah tropis perompesan dilakukan utk menggantikan musim gugur di daerah iklim sedang baik secara manual oleh manusia (dengan tangan) 10 hari setelah panen maupun dgn menyemprotkan bahan kimia seperti Urea 10%+Ethrel 5000 ppm 1 minggu setelah panen 2 kali dgn selang satu minggu).
b) Pelengkungan cabang
Setelah dirompes dilakukan pelengkungan cabang utk meratakan tunas lateral dgn cara menarik ujung cabang dgn tali & diikatkan ke bawah. Tunas lateral yg rata akan memacu pertumbuhan tunas yg berarti mamacu terbentuknya buah.
c) Penjarangan buah
Penjarangan dilakukan utk meningkatkan kualitas buah yaitu besar seragam, kulit baik, & sehat, dilakukan dgn membuang buah yg tdk normal (terserang hama penyakit atau kecil-kecil). utk memdapatkan buah yg baik satu tunas hendaknya berisi 3-5 buah.
d) Pembelongsongan buah
Dilakukan 3 bulan sebelum panen dgn menggunakan kertas minyak berwarna putih sampai keabu-abuan/kecoklat-cokltan yg bawahnya berlubang. Tujuan buah terhindar dr serangan burung & kelelawar dan menjaga warna buah mulus.
e) Perbaikan kualitas warna buah
Peningkatan warna buah dpt dilakukan dgn bahan kimia Ethrel, Paklobutrazol, 2,4 D baik secara tunggal maupun kombinasi.
 

0 comments:

Post a Comment