Saturday, February 20, 2016

Teknik Cara Budidaya RAMBUTAN (Nephelium sp.) Lengkap - Rumah Pertanian

Teknik Cara Budidaya RAMBUTAN (Nephelium sp.) Lengkap - Rumah Pertanian - Selamat datang Pembaca Blog Rumah Pertanian dimanapun Anda berada saat ini, kali ini menyajikan artikel yang berjudul "Teknik Cara Budidaya RAMBUTAN (Nephelium sp.) Lengkap - Rumah Pertanian", kami telah mempersiapkan artikel kali ini dengan sebaik-baiknya agar Anda dapat membaca dan mengambil informasi yang sedang Anda cari didalamnya. mudah-mudahan isi postingan dari Artikel BUDIDAYA DESA Artikel BUDIDAYA TANAMAN yang kami hadirkan ini dapat membawa banyak manfaat bagi Anda. Baiklah, selamat membaca.

Judul:Teknik Cara Budidaya RAMBUTAN (Nephelium sp.) Lengkap - Rumah Pertanian
link : Teknik Cara Budidaya RAMBUTAN (Nephelium sp.) Lengkap - Rumah Pertanian

Baca juga


Teknik Cara Budidaya RAMBUTAN (Nephelium sp.) Lengkap - Rumah Pertanian

Teknik Cara Budidaya RAMBUTAN ( Nephelium sp.) Lengkap - Untuk artikel tentang PEDOMAN TEKNIK MENANAM RAMBUTAN akan disampaikan peta halamannya adalah sebagai berikut:

Teknik Cara Budidaya RAMBUTAN (Nephelium sp.) Lengkap

Teknik Cara Budidaya RAMBUTAN (Nephelium sp.) Lengkap
Teknik Cara Budidaya RAMBUTAN (Nephelium sp.) Lengkap
1.
SEJARAH SINGKAT RAMBUTAN

Rambutan (Nephelium sp.) merupakan tanaman buah hortikultural berupa pohon dgn famili Sapindacaeae. Tanaman buah tropis ini dlm bahasa Inggrisnya disebut Hairy Fruit berasal dari Indonesia. Hingga saat ini telah menyebar luar di daerah yg beriklim tropis seperti Filipina & negara-negara Amerika Latin & ditemukan pula di daratan yg mempunyai iklim sub-tropis.
2.
JENIS TANAMAN RAMBUTAN

Dari survey yg telah dilakukan terdapat 22 jenis rambutan baik yg berasal dari galur murni maupun hasil okulasi atau penggabungan dari dua jenis dgn galur yg berbeda. Ciri-ciri yg membedakan setiap jenis rambutan dilihat dari sifat buah (dari daging buah, kandungan air, bentuk, warna kulit, panjang rambut). Dari sejumlah jenis rambutan diatas hanya beberapa varietas rambutan yg digemari orang & dibudidayakan dgn memilih nilai ekonomis relatif tinggi diantaranya:
1)
Rambutan Rapiah buah tidak terlalu lebat tetapi mutu buahnya tinggi, kulit berwarna hijau-kuning-merah tidak merata dgn beramut agak jarang, daging buah manis & agak kering, kenyal, ngelotok & daging buahnya tebal, dgn daya tahan dpt mencapai 6 hari setelah dipetik.
2)
Rambutan Aceh Lebak bulus pohonnya tinggi & lebat buahnya dgn hasil rata-rata 160-170 ikat per pohon, kulit buah berwarna merah kuning, halus, rasanya segar manis-asam banyak air & ngelotok daya simpan 4 hari setelah dipetik, buah ini tahan dlm pengangkutan.
3)
Rambutan Cimacan, kurang lebat buahnya dgn rata-rata hasil 90-170 ikat per pohon, kulit berwarna merah kekuningan sampai merah tua, rambut kasar & agak jarang, rasa manis, sedikit berair tetapi kurang tahan dlm pengangkutan.
4)
Rambutan Binjai yg merupakan salah satu rambutan yg terbaik di Indonesia dgn buah cukup besar, dgn kulit berwarna merah darah sampai merah tua rambut buah agak kasar & jarang, rasanya manis dgn asam sedikit, hasilbuah tidak selebat aceh lebak bulus tetapi daging buahnya ngelotok.
5)
Rambutan Sinyonya, jenis rambutan ini lebat buahnya & banyak disukai terutama orang Tionghoa, dgn batang yg kuat cocok utk diokulasi, warna kulit buah merah tua sampai merah anggur, dgn rambut halus & rapat,rasa buah manisa sam, banyak berair, lembek & tidak ngelotok.
3.
MANFAAT TANAMAN RAMBUTAN

Tanaman buah rambutan sengaja dibudidayakan utk dimanfaatkan buahnya yg mempunyai gizi, zat tepung, sejenis gula yg mudah terlarut dlm air, zat protein & asam amino, zat lemak, zat enzim-enzim yg esensial & nonesensial, vitamin & zat mineral makro, mikro yg menyehatkan keluarga, tetapi ada pula sementara masyarakat yg memanfaatkan sebagai pohon pelindung di pekarangan, sebagai tanaman hias.
4.
SENTRA PENANAMAN RAMBUTAN

Di Indonesia yg menjadi sentra penanaman rambutan adalah di Jawa khususnya yg sangat besar produksi buah rambutan antara lain di Bekasi, Kuningan, Malang, Probolinggo, Lumajang & di Garut.
5.
SYARAT TUMBUH RAMBUTAN

5.1.
Iklim
1.
Dalam budidaya rambutan angin berperan dlm penyerbukan bunga.
2.
Intensitas curah hujan yg dikehendaki oleh pohon rambutan berkisar antara 1.500-2.500 mm/tahun & merata sepanjang tahun
3.
Sinar matahari harus dpt mengenai seluruh areal penanaman sejak dia terbit sampai tenggelam, intensitas pancaran sinar matahari erat kaitannya dgn suhu lingkungan.
4.
Tanaman rambutan akan dpt tumbuh berkembang serta berbuah dgn optimal pada suhu sekitar 25 derajat C yg diukur pada siang hari. Kekurangan sinar matahari dpt menyebabkan penurunan hasil atau kurang sempurna (kempes).
5.
Kelembaban udara yg dikehendaki cenderung rendah karena kebanyakan tumbuh di dataran rendah & sedang. Apabila udara mempunyai kelembaban yg rendah, berarti udara kering karena miskin uap air. Kondisi demikian cocok utk pertumbuhan tanaman rambutan.
5.2.
Media Tanam
1.
Rambutan dpt tumbuh baik pada lahan yg subur & gembur serta sedikit mengandung pasir, juga dpt tumbuh baik pada tanah yg banyak mengandung bahan organik ataui pada tanah yg keadaan liat & sedikit pasir.
2.
Pada dasarnya tingkat/derajat keasaman tanah (pH) tidak terlalu jauh berbeda dgn tanaman perkebunan lainnya di Indonesia yaitu antara 6-6,7 & kalau kurang dari 5,5 perlu dilakukan pengapuran terlebih dahulu.
3.
Kandungan air dlm tanah idealnya yg diperlukan utk penanaman pohon rambutan antara 100-150 cm dari permukaan tanah.
4.
Pada dasarnya tanaman rambutan tidak tergantung pada letak & kondisi tanah, karena keadaan tanah dpt dibentuk sesuai dgn tata cara penanaman yg benar (dibuatkan bedengan) sesuai dgn petunjuk yg ada.
5.3.
Ketinggian Tempat
Rambutan dpt tumbuh subur pada dataran rendah dgn ketinggian antara 30- 500 m dpl. Pada ketinggian dibawah 30 m dpl rambutan dpt tumbuh namun tidak begitu baik hasilnya.
6.
PEDOMAN BUDIDAYA RAMBUTAN

6.1.
Pembibitan
Pisang diperbanyak dgn cara vegetatif berupa tunas-tunas (anakan).
  1. Persyaratan Bibit
    Benih yg diambil biasanya dipilih dari benih-benih yg disukai oleh masyarakat konsumen antara lain: Rambutan Rapiah, Rambutan Aceh, Lebak bulus, Rambutan Cimacan, Rambutan, Rambutan Sinyonya.
  2. Penyiapan Benih
    Persiapan benih biji yg dipergunakan sebagai pohon pangkal setelah buah dikupas & diambil bijinya dgn jalan fermentasi biasa (ditahan selama 1-2 hari) sesudah itu di angin-anginkan selama 24 jam (sehari semalam) & biji siap disemaikan. Disamping itu dpt pula direndamdengan larutan asam dgn perbandingan 1:2 dari air & larutan asam yg terdiri dari asam chlorida (HCl) 25% atau Asam Sulfat (H2S04) BJ = 1.84, caranya direndam selama 15 menit kemudian dicuci dgn air tawar yg bersih sebanyak 3 kali berulang dgn air yg mengalir selama 10 menit & dianginkan selama 24 jam. utk menghidari jamur biji dpt dibalur dgn larutan Dithane 45, Attracol 70 WP atau fungisida lainnya.
  3. Teknik Penyemaian Benih
    Teknik penyemaian benih dipilih lahan yg gembur & mudah mendapat pengairan serta mudah dikeringkan disamping itu mudah diawasi seperti: mencangkul tanah sedalam 20-30 cm sambil dibersihkan dari rumput-rumput, batu-batu & sisa pepohonan & benda keras lainnya. Kemudian tanah dihaluskan sehingga menjadi gembur & buatkan bedang-bedeng yg berukuran 1-1,5 m lebar & tinggi sekitar 30 cm, panjang disesuaikan dgn luas pekarangan/persawahan. Tetapi idealnya panjang bedengan sekitar 10 m, dgn keadaan arah membujur dari Utara ke Selatan, supaya mendapatkan banyak sinar matahari walaupun setelah diberi atap pelindung, dgn jarak antara bedeng 30 cm & utk menambah kesuburan dpt diberi pupuk hijau, kompos/pupuk kandang yg sudah matang & benih siap disemaikan.
    Selain dgn melalui proses pengecambahan juga biji dpt langsung ditunggalkan pada bedeng-bedeng yg sudah disiapkan, utk menyiapkan pohon pangkal lebih baik melalui proses pengecambahan, biji-biji tersebut ditanam pada bedengbedeng yg berjarak 10 X 10 cm setelah berkecambah & berumur 1-1,5 bulan & sudah tumbuh daun sekitar 2-3 helai maka bibit dpt dipindahkan dari bedeng persemaian ke bedeng penanaman.
  4. Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
    Setelah bibit berkecambang & telah berumur 1-1,5 bulan disiram pagi sore, setelah kecambah dipindah ke bedeng pembibitan penyiraman cukup 1 kali tiap pagi hari sampai menjelang mata hari terbit, dgn menggunakan "gembor" supaya merata & tidak merusak bedengan & diusahakan air dpt menembus sedalam 3-4 cm dari permukaan. Kemudian dilakukan pendangiran bedengan supaya tetap gembur & dilakukan setiap 2-3 minggu sekali, rumput yg tumbuh disekitarnya supaya disiangi, hindarkan dari serangan hama & penyakit, sampai umur kurang lebih 1 tahun persemaian yg dilakukan terhadap pohon baru setelah itu dpt dilakukan pengokulasian yg ditentukan dgn sistem Fokkert yg sudah disempurnakan yg sebelumnya daun-daun dirontokkan pada pohon induk yg telah dipilih mata kulitnya & kemudian setelah disiapkan tempat utk penempelan mata kulit tersebut sampai mata kulit itu tumbuh tunas, setelah itu tunas asli pada pohon induk yg telah ditempel dipangkas, kemudian rawat dgn penyiraman 2 kali sehari & mendangir serta membersihkan rumput-rumput yg ada disiangi, kemudian dpt juga diberi pupuk urea 10 gram utk tiap 1 m� utk 25 tanaman rambutan.
  5. Pemindahan Bibit
    Cara pemindahan bibit yg telah berkecambah atau di cangkok maupun diokulasi dpt dgn mencungkil/membuka plastik yg melekat pada media penanaman dgn cara hati-hati jangan sampai akar menjadi rusak & dilakukan penyungkilan sekitar 5 cm & agar tumbuh akar lebih banyak maka dlm penanaman kembali akar tunggangnya dpt dipotong sedikit utk menjaga penguapan kemudian lebar daun dipotong separuh serta keping yg menempel dibiarkan sebab berfungsi sebagai cadangan makanan sebelum dpt menerima makanan dari tanah yg baru. & ditanam pada bedeng pembibitan dgn jarak 30-40 cm & ditutupi dgn atap yg dipasang miring lebih tinggi di Timur dgn harapan dpt lebih banyak kena sinar mata hari pagi.
6.2.
Pengolahan Media Tanam
  1. Persiapan
    Pilihlah tanah yg subur, hindari daerah yg berkondisi tanahnya terlampau liat & tidak memiliki sirkulasi yg baik, meskipun pada daerah perbukitan tetapi tanahnya subur dgn cara membuat sengkedan (teras) pada bagian yg curam, kemudian utk menggemburkan tanah perlu dibajak atau cukup dicangkul dgn kedalaman sekitar 30 cm secara merata.
  2. Pembukaan Lahan
    Tanah yg akan dipergunakan utk kebun rambutan dikerjakan semua secara bersama, tanaman pengganggu seperti semak-semak & rerumputan dibuang & benda-benda keras disingkirkan kemudian tanah dibajak/dicangkul. Bila bibit berasal dari cangkokan pengolahan tanah tidak perlu terlalu dlm tetapi kalau dari hasil okulasi perlu pengolahan yg cukup dalam. Kemudian dibuatkan saluran air selebar 1 meter & kedalam disesuaikan dgn kedalaman air tanah, guna mengatasi sistem pembuangan air yg kurang lancar. Tanah yg kurus & kurang humus atau tanah cukup liat diberikan pupuk hijau yg dibuat dgn cara mengubur ranting-ranting & dedaunan & kondisi ini dibiarkan selama kurang lebih 1 tahun sebelumnya.
  3. Pembentukan Bedengan
    Setelah tanah keadaan gembur & buatkan bedeng-bedengan yg berukuran 8 m lebar & tinggi sekitar 30 cm dgn perataan dasar atasnya guna menopang bibit yg akan ditanam, panjang disesuaikan dgn luas pekarangan/persawahan. Tetapi idealnya panjang bedengan sekitar 10 m, dgn keadaan arah membujur dari utara ke selatan, supaya mendapatkan banyak sinar matahari pagi walaupun setelah diberi atap pelindung, dgn jarak antara bedeng 1 m yg diharapkan utk lalu-lintas para pekerja & dpt dipergunakan sebagai saluran air pembuangan, & utk menambah kesuburan dpt diberi pupuk hijau, kompos/pupuk kandang yg sudah matang
  4. Pengapuran
    Pengapuran pada dataran yg berasal dari tambak & juga dataran yg baru terbentuk tidak bisa ditanami, selain tanah masih bersifat asam juga belum terlalu subur, setelah lobang-lobang itu digali dgn ukuran penanaman di pekarangan & dasarnya ditaburkan kapur sebanyak 0,5 liter utk setiap lobang guna menetralkan pH tanah hingga mencapai 6-6,7 sebagai syarat tumbuhnya tanaman
    rambutan, setelah 1 minggu dari penaburan kapur diberi pupuk kandang supaya tanah menjadi subur.
  5. Pemupukan
    Setelah jangka waktu 1 minggu dari pemberian kapur pada lubang-lubang yg ditentukan kemudian diberikan pupuk kandang sebanyak 25 kg (kurang lebih 1 blek) & setelah 1 minggu lahan baru siap utk ditanami bibit rambutan yg telah jadi.
6.3.
Teknik Penanaman
  1. Penentuan Pola Tanaman
    Penyiapan pohon pangkal sebaiknya melalui proses perkecambahan kemudian ditanam dgn jarak 10 x 10 cm setelah berkecambah & berumur 1-1,5 bulan atau telah tumbuh daun sebanyak 3 helai maka bibit/zaeling dpt dipindahkan pada bedeng ke dua dgn jarak 1-14 meter. utk menghindari sengatan sinar matahari secara langsung dibuat atap yg berbentuk miring lebih tinggi ke Timur dgn maksud supaya mendapatkan sinar matahari pagi hari secara penuh.
  2. Pembuatan Lubang Tanam
    Pembuatan lubang pada bedeng-bedeng yg telah siap utk tempat penanaman bibit rambutan yg sudah jadi dilakukan setelah tanah diolah secara matang kemudian dibuat lobang-lobang dgn ukuran 1 x 1 x 0,5 m yg sebaiknya telah dipersiapkan 3-4 pekan sebelumnya & pada waktu penggalian tanah yg diatas & yg dibawah dipisahkan yg nantinya dipergunakan utk penutup kembali lubang yg telah diberi tanaman, sedangkan jarak antar lubang sekitar 12-14 m.
  3. Cara Penanaman
    Setelah berlangsung selama 2 pekan lubang ditutup dgn susunan tanah seperti sedia kala & tanah yg bagian atas dikembalikan setelah dicampur dgn 3 blek (1 blek kurang lebih 20 liter) pupuk kandang yg sudah matang, & kira-kira 4 pekan & tanah yg berada di lubang bekas galian tersebut sudah mulai menurun baru rambutan ditanam & tidak perlu terlalu dlm secukupnya, maksudnya batas antara akar & batang rambutan diusahakan setinggi permukaan tanah yg ada disekelilingnya.
  4. Lain-lain
    Pada awal penanaman di kebun perlu diberi perlindungan yg rangkanya dibuat dari bambu/bahan lain dgn dipasang posisi agak tinggi disebelah Timur, agar tanaman mendapatkan lebih banyak sinar matahari pagi dari pada sore hari, & utk atapnya dpt dibuat dari daun nipah, kelapa/tebu. Sebaiknya penanaman dilakukan pada awal musim penghujan, agar kebutuhan air dpt dipenuhi secara alamiah.
6.4.
Pemeliharaan Tanaman
  1. Penjarangan & Penyulaman
    Karena kondisi tanah telah gembur & mudah tanaman lain akan tumbuh kembali terutama Gulma (tanaman pengganggu), seperti rumput-rumputan & harus disiangi sampai radius 1-2 m sekeliling tanaman rambutan. Apabila bibit tidak tumbuh dgn baik segera dilakukan penggantian dgn bibit cadangan.
  2. Perempalan
    Agar supaya tanaman rambutan mendapatkan tajuk yg rimbun, setelah tanaman berumur 2 tahun segera dilakukan peempelan/ pemangkasan pada ujung cabang-cabangnya. Disamping utk memperoleh tajuk yg seimbang juga berguna memberi bentuk tanaman, memperbanyak & mengatur produksi agar tanaman tetap terpelihara. Pemangkasan juga perlu dilakukan setelah masa panen buah berakhir dgn harapan muncul tajuk-tajuk baru sebagai tempat munculnya bunga baru pada musim berikutnya & hasil berikutnya dpt meningkat.
  3. Pemupukan
    Untuk menjaga agar kesuburan lahan tanaman rambutan tetap stabil perlu diberikan pupuk secara berkala dgn aturan:

    a).Pada tahun ke 2 setelah penanaman bibit diberikan pada setiap pohon dgn campuran 30 kg pupuk kandang, 50 kg TSP, 100 gram Urea & 20 germ ZK dgn cara ditaburkan disekeliling pohon/dengan jalan menggali disekeliling pohon sedalam 30 cm selebar antara 40-50 cm, kemudian masukkan campuran tersebut & tutup kembali dgn tanah galian sebelumnya.
    b). Tahun berikutnya perlu dosis pemupukan perlu ditambah dgn komposisi 50 kg pupuk kandang, 60 kg TSP, 150 gr Urea & 250 gr ZK dgn cara pemupukan yg sama, apabila menggunakan pupuk NPK maka perbandingannya 15:15:15 dgn ukuran diantara 75-125 kg utk setiap ha, & bila ditabur dlm musim hujan & dgn komposisi 250-350 kg apabila dilakukan saat awal musim penghujan.
  4. Pengairan & Penyiraman
    Selama dua minggu pertama setelah bibit yg berasal dari cangkokan/okulasi ditanam, penyiraman dilakukan sebanyak dua kali sehari, pagi & sore. & minggu-minggu berikutnya penyiraman dpt dikurangi menjadi satu kali sehari.
    Apabila tanaman rambutan telah tumbuh benar-benar kuat frekuensi penyiraman bisa dikurangi lagi yg dpt dilakukan saat-saat diperlukan saja. & bila turunterlalu lebat diusahakan agar sekeliling tanaman tidak tegenang air dgn cara membuat lubang saluran utk mengalirkan air.
  5. Waktu Penyemprotan Pestisida
    Guna mencegah kemungkinan tumbuhnya penyakit/hama karena kondisi cuaca/hewan-hewan perusak maka perlu dilakukan penyemprotan pestisida umumnyadilakukan antara 15-20 hari sebelum panen & juga apabila kelembaban udara terlalu tinggi akan tumbuh cendawan, apabila musim penghujan mulai tiba perlu disemprot fungisida beberapa kali selama musim hujan pestisida & insektisida
  6. Pemeliharaan Lain
    Untuk memacu munculnya bunga rambutan diperlukan larutan KNO� (Kalsium Nitrat) yg akan mempercepat 10 hari lebih awal dari pada tidak diberi KNO� & juga mempunyai keunggulan memperbanyak "dompolan" bunga (tandan) rambutan pada setiap stadium (tahap perkembangan) serta mempercepat pertumbuhan buah rambutan.

7. HAMA & PENYAKIT RAMBUTAN

7.1.
Hama pada Daun
Hama tanaman rambutan berupa serangga seperti semut, kutu, kepik, kalong & bajing serta hama lainya seperti, keberadaan serangga ini dipengaruhi faktor lingkungan baik lingkungan biotik maupun abiotik. misal: ulat penggerek buah (Dichocricic punetiferalis) warna kecoklat-coklatan dgn ciri-ciri buah menjadi kering & berwarna hitam, Ulat penggerek batang (Indrabela sp) membuat kulit kayu & mampu membuat lobang sepanjang 30 cm, Ulat pemakan daun (Ploneta diducta/ulat keket) memakan daun-daun terutama pada musim kemarau. Ulat Jengkal (Berta chrysolineate) pemakan daun muda sehingga penggiran daun menjadi kering, keriting berwarna cokelat kuning.
7.2.
Penyakit
Penyakit tanaman rambutan disebabkan organisme semacam ganggang (Cjhephaleusos sp) yg diserang umumnya daun tua & muncul pada musim hujan dgn ciri-ciri adanya bercak-bercak kecil dibagian atas daun disertai seratserat halus berwarna jingga yg merupakan kumpulan sporanya. Ganggang Chaphaleuros kesimbiose dgn lumut kerek (lichen) & dpt dijumpai pada daun & batang rambutan, yg nampak seperti panu sehingga ranting yg diserang dpt mati; Penyakit akar putih disebabkan oleh cendawan (jamur) Rigidoporus Lignosus dgn tanda rizom berwarna putih yg menempel pada akar & apabila akar yg kena dikupas akan nampak warna kecoklatan.
7.3.
Gulma
Segala macam tumbuhan pengganggu tanaman rambutan yg berbentuk rerumputan yg berada disekitar tanaman rambutan yg akan mengganggu pertumbuhan perkembangan bibit rambutan oleh sebab itu perlu dilakukan penyiangan secara rutin.
8. PANEN RAMBUTAN

8.1.
Ciri & Umur Panen
Buah rambutan yg telah matang dgn ciri-ciri melihat warna yg disesuikan dgn jenis rambutan yg ada juga dgn mencium baunya serta yg terakhir dgn merasakan rambutan yg sudah masak dibandingkan dgn rambutan yg belum masak, dpt dipastikan bahwa pemanenan dilakukan sekitar bulan Nopember sampai Februari, juga dpt dipengaruhi musim kemarau atau musim penghujan.
8.2.
Cara Panen
Cara pemanenan yg terbaik adalah dipetik beserta tungkalnya yg sudah matang (hanya yg sudah masak) sekaligus melakukan pemangkasan pohon agar tidak menjadi rusak. Pemangkasan dilakukan sekaligus panen agar dpt bertunas kembali cepat berbuah apabila pemetikan tidak terjangkau dpt dilakukan dgn menggunakan galah utk mengkait tangkai buah rambutan secara benar.
8.3.
Periode Panen
Periode pemanenan buah rambutan dilakukan pada sekitar bulan Nopember sampai dgn Februari (masa musim penghujan). dgn dicari buah yg masak & yg belum masak supaya ditinggal dulu & kemudian dipanen kembali.
8.4.
Perkiraan Produksi
Apabila penanganan & pemeliharaan semenjak pembibitan hingga panen dilakukan secara baik & benar serta memenuhi aturan yg ada maka dpt diperkirakan mendapatkan hasil yg maksimal. Setiap pohonnya dpt mencapai hasil minimal 0,10 kuintal, & maksimal dapan mencapai 1,75 kuintal setiap pohonnya.
9. PASCA PANEN RAMBUTAN

9.1.
Pengumpulan
Setelah dilakukan pemanenan yg benar buah rambutan harus diikat secara baik, biasanya dikumpulkan tidak jauh dari lokasi pohon sehingga selesai pemanenan secara keseluruhan.
9.2.
Penyortiran & Penggolongan
Tujuan penyortiran buah rambutan yg bagus agar harga jualnya tinggi, biasanya dipilih berdasarkan ukuran & mutunya, buah yg kecil tetapi baik mutunya dpt dicampur dgn buah yg besar dgn sama mutunya, yg biasanya dijual dlm bentuk ikatan & perlu diingat bahwa dlm 1 ikatan diusahakan sama besar & sama baik mutunya. & dilakukan sesuai dgn jenis rambutan, jangan dicampur adukkan dgn jenis yg lain.
9.3.
Penyimpanan
Penyimpanan yg terbaik utk mengawetkan buah rambutan biasanya dilakukan dgn jalan dibuat asinan/manisan & dimasukkan dlm kaleng/botol atau dpt juga dgn menggunakan kantong plastik. Hal ini dpt menjaga kesterlilan & ketahanan serta lama penyimpanannya.
9.4.
Pengemasan & Pengangkutan
Hasil jual dpt tinggi tidak tergantung dari rasanya saja,tetapi pada kenampakandan cara pengikatannya,apabilaakan dijual tidak jauh dari lokasi maka cukup diikat & kemudian di angkut dgn kendaraan/dimasukkan dlm karung. utk pengiriman dgn jarak yg agak jauh (antar pulau) yg membutuhkan waktu hingga 2-3 hari lamanya perjalanan rambutan. Caranya di pak dgn menggunakan peti sebelum dipilih & di pak sebaiknya dicuci terlebih dahulu dgn air sabun & dibilas kemudian dikeringkan, setelah dipisah dari tangkainya, apabila ada yg terkena jamur sebaiknya direndam dulu dgn larutan soda 1,5% selama 3-5 menit kemudian disikat dgn sikat yg lunak. Setelah itu disusun berderet berbentuk sudut terhadap sisi peti, yg sebelumnya dialasi dgn lumut/ sabut kelapa, setelah itu dilapisi dgn kertas minyak. Setelah penuh lapisan atas dilapisi lagi dgn kertas minyak & dgn sabut kelapa yg terakhir ditutup dgn papan, sebaiknya kedua sisi panjang dibentuk agak gembung, biasanya penempatan peti bagian yg pendek ditempatkan dibawah didalam perjalanan.
10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN RAMBUTAN

10.1.
Analisis Usaha Budidaya
Untuk mendukung perhitungan analisis usaha tani rambutan secara konvensional ada beberapa hal yg perlu diketahui antara lain:
1)
Tanaman rambutan dibudidayakan secara pencangkokan atau mengokulasi dgn jarak tanam 12-14 m sehingga populasi tanaman setiap hektar mencapai 1000 tanaman.
2)
Varietas tanaman rambutan yg dibudidayakan merupakan jenis yg disukai konsumen.
3)
Di lokasi penanaman diusahakan yg dekat dgn sumber air, dekat dgn sipekerja.
4)
Tenaga kerja dibedakan menjadi dua yakni tenaga kerja pria (HKP) & tenaga kerja wanita (HKW), dgn ongkostenaga kerja pria lebih tinggi dari pada tenaga kerja wanita dgn jam kerja per harinya 8 jam.
5)
Budidaya rambutan dilakukan pada musim (Maret-September).
10.2.
Gambaran Peluang Agribisnis
Buah rambutan merupakan buah populer di kawasan ASEAN, khususnya di tanh air dn di negara Jiran Malaysia tempat asal buah rambutan. Buah rambutan dpt dikonsumsi langsung (buah segar) ataupun diolah menjadi buah kalen & manisan buah rambutan.

Rambutan selain sebagai buah segar yg digemari, hasil olahannya pun menjadi komoditi primadona yg memiliki prospek cukup cerah di Asia & di negara-negara lainnya. Pasar dlm negeri maupun pasar luar negeri masih merupakan lahan pemasaran yg menjanjikan. Sehingga sangat tepat utk membudidayakan buah rambutan secara intensif dgn didukung kondisi alam yg ada.
11. STANDAR PRODUKSI RAMBUTAN

11.1.
Ruang Lingkup
Standard produksi ini meliputi: klasifikasi/penggolongan & syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan & cara pengemasan.
11.2.
Diskripsi
Buah rambutan segar adalah buah dari tanaman rambutan (Nephelium lappaceum Linn) dlm tingkat ketuaan optimal, utuh, segar & bersih. Standar buah rambutan di Indonesia tercantum dlm Standar Nasional Indonesia SNI 01-3210-1992.
11.3.
Klasifikasi & Standar Mutu
Buah rambutan segar utk masing-masing kultvar, digolongkan dlm 2 buah jenis, yaitu: Mutu I & Mutu II.

Klasifikasi berdasarkan ukuran berat adalah sebagai berikut:
a) Bijai
: besar maksimum 20 kg; kecil : > 20 kg
b) Lebak Bulus
: besar maksimum 35 kg; kecil > 35 kg
c) Rapiah
: besar maksimum 30 kg; kecil > 30 kg
d) Simacan
: besar maksimum 40 kg; kecil > 40 kg

Persyaratan mutu utk buah rambutan adalah sebagai berikut:
a)
Keseragaman Kultivar: mutu I seragam; mutu II seragam
b)
Keseragaman Ukuran: mutu I seragam; mutu II kurang seragam
c)
Tingkat Kesatuan Buah: mutu I tepat; mutu II kurang Tepat
d)
Tingkat Kesegaran Buah: mutu I segar; mutu II kurang segar
e)
Buah cacat/busuk: mutu I 0%; mutu II 0%
f)
Bentuk ikatan: mutu I maksimum 10 cm; mutu II maksimum 10 cm
g)
Bentuk buah lepas: mutu I maksimum. 0,5 cm; mutu II maksimum 0,5 cm
h)
Kadar Kotoran: mutu I 0%; mutu II 0%
i)
Serangga hidup/mati: mutu I tidak ada; mutu II tidak ada
11.4.
Pengambilan Contoh
Satu partai/lot buah rambutan segar terdiri dari maksimum 1.000 kemasan. Contoh diambil secara acak dari jumlah kemasan dlm 1 (satu) partai/lot.
a)
Jumlah kemasan dlm partai/lot 1 s/d 5, contoh pengambilan semua
b)
Jumlah kemasan dlm partai/lot 6 s/d 100, contoh pengambilan sekurangkurangnya 5
c)
Jumlah kemasan dlm partai/lot 101 s/d 300, contoh pengambilan sekurangkurangnya 7
d)
Jumlah kemasan dlm partai/lot 301 s/d 500, contoh pengambilan sekurangkurangnya 9
e)
Jumlah kemasan dlm partai/lot 501 s/d 1000, contoh pengambilan sekurangkurangnya 10

Petugas pengambil contoh harus orang yg memenuhi persyaratan yaitu orang yg telah berpengalaman atau dilatih lebih dahulu & mempunyai ikatan dgn suatu badan hukum.
11.5
Pengemasan
Buah rambutan segar disajikan dlm bentuk ikatan atau lepas, dibungkus bahan kertas, jaring plastik atau bahan laian yg sesuai, lalu dikemas dgn keranjang bambu atau kotak karton/kayu/bahan lain yg sesuai dgn atau tanpa penyangga, dgn berat bersih maksimum 10 kg.

Pada bagian luar kemasan, diberi label yg bertuliskan antara lain :
a)
Dihasilkan di Indonesia.
b)
Nama barang/kultivar.
c)
Golongan ukuran.
d)
Jenis mutu.
e)
Nama perusahaan/eksportir.
f)
Berat bersih/kotor.
12. DAFTAR PUSTAKA RAMBUTAN

1.
Mahisworo, Kusno Susanto & Agustinus Anung, Bertanam Rambutan; Jakarta: Penebar Swadaya, 1991, cet ke-3. 80p; 21 cm.
2.
Rahardi F.; Rina Nirwan S. & Iman Satyawibawa, Agribisnis tanaman perkebunan. Jakarta: Penebar Swadaya, 1994. Vi + 67p; ilus.; 21 p.

Sumber Teknik Cara Budidaya RAMBUTAN (Nephelium sp.) Lengkap : Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan, BAPPENAS
Artikel Lainnya:

0 comments:

Post a Comment