Saturday, February 20, 2016

Teknik Cara Budidaya PISANG ( Musa spp) Lengkap - Rumah Pertanian

Teknik Cara Budidaya PISANG ( Musa spp) Lengkap - Rumah Pertanian - Selamat datang Pembaca Blog Rumah Pertanian dimanapun Anda berada saat ini, kali ini menyajikan artikel yang berjudul "Teknik Cara Budidaya PISANG ( Musa spp) Lengkap - Rumah Pertanian", kami telah mempersiapkan artikel kali ini dengan sebaik-baiknya agar Anda dapat membaca dan mengambil informasi yang sedang Anda cari didalamnya. mudah-mudahan isi postingan dari Artikel BUDIDAYA DESA Artikel BUDIDAYA TANAMAN yang kami hadirkan ini dapat membawa banyak manfaat bagi Anda. Baiklah, selamat membaca.

Judul:Teknik Cara Budidaya PISANG ( Musa spp) Lengkap - Rumah Pertanian
link : Teknik Cara Budidaya PISANG ( Musa spp) Lengkap - Rumah Pertanian

Baca juga


Teknik Cara Budidaya PISANG ( Musa spp) Lengkap - Rumah Pertanian

Teknik Cara Budidaya PISANG ( Musa spp) Lengkap - Untuk artikel tentang PEDOMAN TEKNIK MENANAM PISANG akan disampaikan peta halamannya adalah sebagai berikut:

Peta Halaman Teknik Cara Budidaya Pisang (Musa spp) Lengkap :
1. Sejarah Singkat Pisang
2. Jenis Tanaman Pisang
3. Manfaat Tanaman Pisang
4. Sentra Penanaman Pisang
5. Syarat Tumbuh Tanaman Pisang
6. Pedoman Budidaya Pisang
7. Hama dan Penyakit Tanaman Pisang
8. Panen Pisang
9. Pascapanen Pisang
10. Analisis Ekonomi Budidaya Tanaman Pisang
11. Standar Produksi Pisang
12. Daftar Pustaka

Teknik Cara Budidaya PISANG ( Musa spp) Lengkap

Teknik Cara Budidaya PISANG ( Musa spp) Lengkap
Teknik Cara Budidaya PISANG ( Musa spp) Lengkap

1. SEJARAH SINGKAT PISANG

Pisang adalah tanaman buah berupa  herba  yg berasal dari  kawasan di  Asia  Tenggara  (termasuk Indonesia). Tanaman ini  kemudian menyebar ke Afrika  (Madagaskar), Amerika  Selatan & Tengah. Di  Jawa  Barat, pisang disebut dgn Cau, di  Jawa  Tengah & Jawa  Timur dinamakan gedang.

2. JENIS TANAMAN PISANG

Klasifikasi  botani  tanaman pisang adalah sbg berikut:
Divisi
: Spermatophyta
Sub Divisi
: Angiospermae
Kelas
: Monocotyledonae
Keluarga
: Musaceae
Genus
: Musa
Species
: Musa  spp.

Jenis pisang dibagi  menjadi:
1)
Pisang yg dimakan buahnya  tanpa  dimasak yaitu M. paradisiaca  var Sapientum, M. nana  atau disebut juga  M. cavendishii, M. sinensis.
Misalnya  pisang ambon, susu, raja, cavendish, barangan & mas.
2)
Pisang yg dimakan setelah buahnya  dimasak yaitu M. paradisiaca  forma  typicaatau disebut juga  M. paradisiaca  normalis.
Misalnya  pisang nangka, tanduk & kepok.
3)
Pisang berbiji  yaitu M. brachycarpa  yg di  Indonesia  dimanfaatkan daunnya.
Misalnya  pisang batu & klutuk.
4)
Pisang yg diambil seratnya  misalnya  pisang manila  (abaca).

3. MANFAAT TANAMAN PISANG
Pisang adalah buah yg sangat bergizi  yg merupakan sumber vitamin, mineral & juga  karbohidrat. Pisang dijadikan buah meja, sale pisang, pure pisang & tepung pisang. Kulit pisang dpt dimanfaatkan utk membuat cuka  melalui  proses fermentasi  alkohol & asam cuka. Daun pisang dipakai  sebagi  pembungkus berbagai  macam makanan trandisional Indonesia.

Batang pisang abaca  diolah menjadi  serat utk pakaian, kertas dsb. Batang pisang yg telah dipotong kecil & daun pisang dpt dijadikan makanan ternak ruminansia  (domba, kambing) pada  saat musim kemarau dimana  rumput tidak/kurang tersedia.

Secara  tradisional, air umbi  batang pisang kepok dimanfaatkan sbg obat disentri  & pendarahan usus besar sedangkan air batang pisang digunakan sbg obat sakit kencing & penawar racun.


4. SENTRA PENANAMAN PISANG
Hampir di  setiap tempat dpt dgn mudah ditemukan tanaman pisang. Pusat produksi  pisang di  Jawa  Barat adalah Cianjur, Sukabumi  & daerah sekitar Cirebon. tdk diketahui  dgn pasti  berapa  luas perkebunan pisang di  Indonesia. Walaupun demikian Indonesia  termasuk salah satu negara  tropis yg memasok pisang segar/kering ke Jepang, Hongkong, Cina, Singapura, Arab, Australia, Negeri  Belanda, Amerika  Serikat & Perancis. Nilai  ekspor tertinggi  pada  tahun 1997 adalah ke Cina.

5. SYARAT TUMBUH PISANG
5.1.
Iklim
1.
Iklim tropis basah, lembab & panas mendukung pertumbuhan pisang. Namun demikian pisang masih dpt tumbuh di  daerah subtropis. Pada  kondisi  tanpa  air, pisang masih tetap tumbuh karena  air disuplai  dari  batangnya  yg berair tetapi  produksinya  tdk dpt diharapkan.
2.
Angin dgn kecepatan tinggi  seperti  angin kumbang dpt merusak daun & mempengaruhi  pertumbuhan tanaman.
3.
Curah hujan optimal adalah 1.520�3.800 mm/tahun dgn 2 bulan kering. Variasi  curah hujan harus diimbangi  dgn ketinggian air tanah agar tanah tdk tergenang.
5.2.
Media  Tanam
1.
Pisang dpt tumbuh di  tanah yg kaya  humus, mengandung kapur atau tanah berat. Tanaman ini  rakus makanan shg  sebaiknya  pisang ditanam di  tanah berhumus dgn pemupukan.
2.
Air harus selalu tersedia  tetapi  tdk boleh menggenang karena  pertanaman pisang harus diari  dgn intensif. Ketinggian air tanah di  daerah basah adalah 50 - 200 cm, di  daerah setengah basah 100 - 200 cm & di  daerah kering 50 - 150 cm. Tanah yg telah mengalami  erosi  tdk akan menghasilkan panen pisang yg baik. Tanah harus mudah meresapkan air. Pisang tdk hidup pada  tanah yg mengandung garam 0,07%.
5.3.
Ketinggian Tempat
Tanaman ini  toleran akan ketinggian & kekeringan. Di  Indonesia  umumnya  dpt tumbuh di  dataran rendah sampai  pegunungan setinggi  2.000 m dpl. Pisang ambon, nangka  & tanduk tumbuh baik sampai  ketinggian 1.000 m dpl

6. PEDOMAN BUDIDAYA PISANG
6.1.
Pembibitan
Pisang diperbanyak dgn cara  vegetatif berupa  tunas-tunas (anakan).
  1. Persyaratan Bibit
    Tinggi  anakan yg dijadikan bibit adalah 1-1,5 m dgn lebar potongan umbi  15-20 cm. Anakan diambil dari  pohon yg berbuah baik & sehat. Tinggi  bibit akan berpengaruh terhadap produksi  pisang (jumlah sisir dalam tiap tandan). Bibit anakan ada  dua  jenis: anakan muda  & dewasa. Anakan dewasa  lebih baik digunakan karena  sudah mempunyai  bakal bunga  & persediaan makanan di  dalam bonggol sudah banyak. Penggunaan bibit yg berbentuk tombak (daun masih berbentuk seperti  pedang, helai  daun sempit) lebih diutamakan daripada  bibit dgn daun yg lebar.
  2. Penyiapan Benih
    Bibit dpt dibeli  dari  daerah/tempat lain atau disediakan di  kebun sendiri. Tanaman utk bibit ditanam dgn jarak tanam agak rapat sekitar 2 x 2 m. Satu pohon induk dibiarkan memiliki  tunas antara  7-9. utk menghindari  terlalu banyaknya  jumlah tunas anakan, dilakukan pemotongan/penjarangan tunas.
  3. Sanitasi  Bibit Sebelum Ditanam
    Untuk menghindari  penyebaran hama/penyakit, sebelum ditanam bibit diberi
    perlakuan sbg berikut:
a)
Setelah dipotong, bersihkan tanah yg menempel di  akar.
b)
Simpan bibit di  tempat teduh 1-2 hari  sebelum tanam agar luka  pada  umbi  mengering. Buang daun-daun yg lebar.
c)
Rendam umbi  bibit sebatas leher batang di  dalam insektisida  0,5�1% selama  10 menit. Lalu bibit dikeringanginkan.
d)
Jika  tdk ada  insektisida, rendam umbi  bibit di  air mengalir selama  48 jam.
e)
Jika  di  areal tanam sudah ada  hama  nematoda, rendam umbi  bibit di  dalam air panas beberapa  menit.
6.2.
Pengolahan Media  Tanam
  1. Pembukaan Lahan
    Pemilihan lahan harus mempertimbangkan aspek iklim, prasarana  ekonomi  & letak pasar/industri  pengolahan pisang, juga  harus diperhatikan segi  keamanan sosial.
    Untuk membuka  lahan perkebunan pisang, dilakukan pembasmian gulma, rumput atau semak-semak, penggemburan tanah yg masih padat; pembuatan sengkedan & pembuatan saluran pengeluaran air.
  2. Pembentukan Sengkedan
    Bagian tanah yg miring perlu disengked (dibuat teras). Lebar sengkedan tergantung dari  derajat kemiringan lahan. Lambung sengkedan ditahan dgn rerumputan atau batu-batuan jika  tersedia. Dianjurkan utk menanam tanaman legum seperti  lamtoro di  batas sengkedan yg berfungsi  sbg penahan erosi, pemasuk unsur hara  N & juga  penahan angin.
  3. Pembuatan Saluran Pembuangan Air
    Saluran ini  harus dibuat pada  lahan dgn kemiringan kecil & tanah-tanah datar. Di  atas landasan & sisi  saluran ditanam rumput utk menghindari  erosi  dari  landasan saluran itu sendiri.
6.3.
Teknik Penanaman
  1. Penentuan Pola  Tanaman
    Jarak tanam tanaman pisang cukup lebar shg  pada  tiga  bulan pertama  memungkinkan dipakai  pola  tanam tumpang sari/tanaman lorong di  antara  tanaman pisang. Tanaman tumpang sari/lorong dpt berupa  sayur-sayuran atau tanaman pangan semusim.
    Di  kebanyakan perkebunan pisang di  wilayah Asia  yg curah hujannya  tinggi, pisang ditanam bersama-sama  dgn tanaman perkebunan kopi, kakao, kelapa  & arecanuts. Di  India  Barat, pisang utk ekspor ditanam secara  permanen dgn kelapa.
  2. Pembuatan Lubang Tanam
    Ukuran lubang adalah 50 x 50 x 50 cm pada  tanah berat & 30 x 30 x 30 cm atau 40 x40 x 40 cm utk tanah-tanah gembur. Jarak tanam 3 x 3 m utk tanah sedang & 3,3 x 3,3 m utk tanah berat.
  3. Cara  Penanaman
    Penanaman dilakukan menjelang musim hujan (September-Oktober). Sebelum tanam lubang diberi  pupuk organik seperti  pupuk kandang/kompos sebanyak 15� 20 kg. Pemupukan organik sangat berpengaruh terhadap kualitas rasa  buah.
6.4.
Pemeliharaan Tanaman
  1. Penjarangan
    Untuk mendapatkan hasil yg baik, satu rumpun harus terdiri  atas 3-4 batang. Pemotongan anak dilakukan sedemikian rupa  shg  dalam satu rumpun terdapat anakan yg masing-masing berbeda  umur (fase pertumbuhan). Setelah 5 tahun rumpun dibongkar utk diganti  dgn tanaman yg baru.
  2. Penyiangan
    Rumput/gulma  di  sekitar pohon induk harus disiangi  agar pertumbuhan anak & juga  induk baik. Penyiangan dilakukan bersamaan dgn penggemburan & penimbunan dapuran oleh tanah agar perakaran & tunas bertambah banyak. Perlu diperhatikan bahwa  perakaran pisang hanya  rata-rata  15 cm di  bawah permukaan tanah, shg  penyiangan jangan dilakukan terlalu dalam.
  3. Perempalan
    Daun-daun yg mulai  mengering dipangkas agar kebersihan tanaman & sanitasi  lingkungan terjaga. Pembuangan daun-daun ini  dilakukan setiap waktu.
  4. Pemupukan
    Pisang sangat memerlukan kalium dalam jumlah besar. utk satu hektar, pisang memerlukan 207 kg urea, 138 kg super fosfat, 608 kg KCl & 200 kg batu kapur sbg sumber kalsium.

    Pupuk N diberikan dua  kali  dalam satu tahun yg diletakkan di  dalam larikan yg mengitari  rumpun tanaman. Setelah itu larikan ditutup kembali  dgn tanah. Pemupukan fosfat & kalium dilaksanakan 6 bulan setelah tanam (dua  kali  dalam setahun).
  5. Pengairan & Penyiraman
    Pisang akan tumbuh subur & berproduksi  dgn baik selama  pengairannya  terjaga. Tanaman diairi  dgn cara  disiram atau mengisi  parit-parit/saluran air yg berada  di  antara  barisan tanaman pisang.
  6. Pemberian Mulsa
    Tanah di  sekitar rumpun pisang diberi  mulsa  berupa  daun kering ataupun basah. Mulsa  berguna  utk mengurangi  penguapan air tanah & menekan gulma, tetapi  pemulsaan yg terus menerus menyebabkan perakaran menjadi  dangkal shg  pada  waktu kemarau tanaman merana. Karena  itu mulsa  tdk boleh dipasang terus menerus.
  7. Pemeliharaan Buah
    Jantung pisang yg telah berjarak 25 cm dari  sisir buah terakhir harus dipotong agar pertumbuhan buah tdk terhambat. Setelah sisir pisang mengembang sempurna, tandan pisang dibungkus dgn kantung plastik bening. Kantung plastik polietilen dgn ketebalan 0,5 mm diberi  lubang dgn diameter 1,25 cm. Jarak tiap lubang 7,5 cm. Ukuran kantung plastik adalah sedemikian rupa  shg  menutupi  15-45 cm di  atas pangkal sisir teratas & 25 cm di  bawah ujung buah dari  sisir terbawah. utk menjaga  agar tanaman tdk rebah akibat beratnya  tandan, batang tanaman disangga  dgn bambu yg dibenamkan sedalam 30 cm ke dalam tanah.
7. HAMA & PENYAKIT PISANG
7.1.
Hama
1.
Ulat daun (Erienota  thrax.)
Bagian yg diserang adalah daun.
Gejala: daun menggulung seperti  selubung & sobek hingga  tulang daun.
Pengendalian: dgn menggunakan insektisida  yg cocok belum ada, dpt dicoba  dgn insektisida  Malathion.
2.
Uret kumbang (Cosmopolites sordidus)
Bagian yg diserang adalah kelopak daun, batang.
Gejala: lorong-lorong ke atas/bawah dalam kelopak daun, batang pisang penuh lorong.
Pengendalian: sanitasi  rumpun pisang, bersihkan rumpun dari  sisa  batang pisang, gunakan bibit yg telah disucihamakan.
3.
Nematoda  (Rotulenchus similis, Radopholus similis).
Bagian yg diserang adalah akar.
Gejala: tanaman kelihatan merana, terbentuk rongga  atau bintik kecil di  dalam akar, akar bengkak.
Pengendalian: gunakan bibit yg telah disucihamakan, tingkatkan humus tanah & gunakan lahan dgn kadar lempung kecil.
4.
Ulat bunga  & buah (Nacoleila  octasema.)
Bagian yg diserang adalah bunga  & buah.
Gejala: pertumbuhan buah abnormal, kulit buah berkudis. Adanya  ulat sedikitnya  70 ekor di  tandan pisang.
Pengendalian: dgn menggunakan insektisida.
7.2.
Penyakit
1.
Penyakit darah
Penyebab: Xanthomonas celebensis (bakteri). Bagian yg diserang adalah jaringan tanaman bagian dalam.
Gejala: jaringan menjadi  kemerah-merahan seperti  berdarah.
Pengendalian: dgn membongkar & membakar tanaman yg sakit.
2.
Panama
Penyebab: jamur Fusarium oxysporum. Bagian yg diserang adalah daun.
Gejala: daun layu & putus, mula-mula  daun luar lalu daun di  bagian dalam, pelepah daun membelah membujur, keluarnya  pembuluh getah berwarna  hitam.
Pengendalian: membongkar & membakar tanaman yg sakit.
3.
Bintik daun
Penyebab: jamur Cercospora  musae. Bagian yg diserang adalah daun dgn gejala  bintik sawo matang yg makin meluas.
Pengendalian: dgn menggunakan fungisida  yg mengandung Copper oksida  atau Bubur Bordeaux
(BB).
4.
Layu
Penyebab: bakteri  Bacillus . Bagian yg diserang adalah akar.
Gejala: tanaman layu & mati.
Pengendalian: membongkar & membakar tanaman yg sakit.
5.
Daun pucuk
Penyebab: virus dgn perantara  kutu daun Pentalonia  nigronervosa. Bagian yg diserang adalah daun pucuk.
Gejala: daun pucuk tumbuh tegak lurus secara  berkelompok.
Pengendalian: cara  membongkar & membakar tanaman yg sakit.
7.3.
Gulma
Tidak lama  setelah tanam & setelah kanopi  dewasa  terbentuk, gulma  akan menjadi  persoalan yg harus segera  diatasi. Penanggulangan dilakukan dengan:
1.
Penggunaan herbisida  seperti  Paraquat, Gesapax 80 Wp, Roundup & dalapon.
2.
Menanam tanaman penutup tanah yg dpt menahan erosi, tahan naungan, tdk mudah diserang hama-penyakit, tdk memanjat batang pisang. Misalnya  Geophila  repens.
3.
Menutup tanah dgn plastik polietilen.

8. PANEN PISANG
8.1.
Ciri  & Umur Panen
Pada  umur 1 tahun rata-rata  pisang sudah berbuah. Saat panen ditentukan oleh umur buah & bentuk buah. Ciri  khas panen adalah mengeringnya  daun bendera. Buah yg cukup umur utk dipanen berumur 80-100 hari  dgn siku-siku buah yg masih jelas sampai  hampir bulat. Penentuan umur panen harus didasarkan pada  jumlah waktu yg diperlukan utk pengangkutan buah ke daerah penjualan shg  buah tdk terlalu matang saat sampai  di  tangan konsumen. Sedikitnya  buah pisang masih tahan disimpan 10 hari  setelah diterima  konsumen.
8.2.
Cara  Panen
Buah pisang dipanen bersama-sama  dgn tandannya. Panjang tandan yg diambil adalah 30 cm dari  pangkal sisir paling atas. Gunakan pisau yg tajam & bersih waktu memotong tandan. Tandan pisang disimpan dalam posisi  terbalik supaya  getah dari  bekas potongan menetes ke bawah tanpa  mengotori  buah.
Dengan posisi  ini  buah pisang terhindar dari  luka  yg dpt diakibatkan oleh pergesekan buah dgn tanah.

Setelah itu batang pisang dipotong hingga  umbi  batangnya  dihilangkan sama  sekali. Jika  tersedia  tenaga  kerja, batang pisang bisa  saja  dipotong sampai  setinggi  1 m dari  permukaan tanah. Penyisaan batang dimaksudkan utk memacu pertumbuhan tunas.
8.3.
Periode Panen
Pada  perkebunan pisang yg cukup luas, panen dpt dilakukan 3-10 hari  sekali  tergantung pengaturan jumlah tanaman produktif.
8.4.
Perkiraan Produksi
Belum ada  standard produksi  pisang di  Indonesia, di  sentra  pisang dunia  produksi  28 ton/ha/tahun hanya  ekonomis utk perkebunan skala  rumah tangga. utk perkebunan kecil (10-30 ha) & perkebunan besar (> 30 ha), produksi  yg ekonomis harus mencapai  sedikitnya  46 ton/ha/tahun.

9. PASCA  PANEN PISANG
Secara  konvensional tandan pisang ditutupi  dgn daun pisang kering utk mengurangi  penguapan & diangkut ke tempat pemasaran dgn menggunakan kendaraan terbuka/tertutup. utk pengiriman ke luar negeri, sisir pisang dilepaskan dari  tandannya  kemudian dipilah-pilah berdasarkan ukurannya. Pengepakan dilakukan dgn menggunakan wadah karton. Sisir buah pisang dimasukkan ke dos dgn posisi  terbalik dalam beberapa  lapisan. Sebaiknya  luka  potongan di  ujung sisir buah pisang disucihamakan utk menghindari  pembusukan.

10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN PISANG

10.1.
Analisis Usaha  Budidaya
Perkiraan analisis budidaya  pisang dgn luasan 1 ha  di  daerah Jawa  Barat pada  tahun 1999.

1) Biaya  produksi  1 ha  pisang dari  tahun ke-1 sampai  ke-4 adalah:
a)
Tahun ke-1
Rp. 5.338.000,-
b)
Tahun ke-2
Rp. 4.235.000,-
c)
Tahun ke-3
Rp. 4.518.000,-
d)
Tahun ke-4
Rp. 4.545.300,-

2) Penerimaan tahun ke I  sampai  IV *)
a)
Tahun ke-1: 0,8 x 1.000 tandan
Rp. 6.000.000,-
b)
Tahun ke-2: 0,8 x 2.000 tandan
Rp. 12.000.000,-
c)
Tahun ke-3: 0,8 x 2.000 tandan
Rp. 12.000.000,-
d)
Tahun ke-4: 0,8 x 2.000 tandan
Rp. 12.000.000,-

3) Keuntungan
a)
Keuntungan selama  4 tahun penanaman
Rp. 23.363.700,-
b)
Keuntungan/tahun
Rp. 5.840.925,-

4) Parameter Kelayakan Usaha
a)
Output/Input rasio
= 2,150

Keterangan : *) perkiraan harga  1 tandan Rp. 7.500,-
10.2.
Gambaran Peluang Agribisnis
Perkebunan pisang yg permanen (diusahakan terus menerus) dgn mudah dpt ditemukan di  Meksiko, Jamaika, Amerika  Tengah, Panama, Kolombia, Ekuador & Filipina. Di  negara  tersebut, budidaya  pisang sudah merupakan suatu industri  yg didukung oleh kultur teknis yg prima  & stasiun pengepakan yg modern & pengepakan yg memenuhi  standard internasional. Hal tersebut menunjukkan bahwa  pisang memang komoditas perdagangan yg sangat tdk mungkin diabaikan. Permintaan pisang dunia  memang sangat besar terutama  jenis pisang Cavendish yg meliputi  80% dari  permintaan total dunia.

Selain berpeluang dalam ekspor pisang utuh, saat ini  ekspor pure pisang juga  memberikan peluang yg baik. Pure pisang biasanya  dibuat dari  pisang cavendish dgn kadar gula  21-26 % atau dari  pisang lainnya  dgn kadar gula  < 21%.

Di  Indonesia  pisang hanya  ditanam dalam skala  rumah tangga  atau kebun yg sangat kecil. Standard internasional perkebunan pisang kecil adalah 10-30 ha. Angka  ini  belum dicapai  di  Indonesia. Tanah & iklim kita  sangat mendukung penanaman pisang, karena  itu secara  teknis pendirian perkebunan pisang mungkin dilakukan.

11. STANDAR PRODUKSI PISANG
11.1.
Ruang Lingkup
Standar ini  meliputi: klasifikasi  dan, syarat mutu, cara  pengambilan contoh, cara  uji, syarat penandaan & cara  pengemasan.
11.2.
Diskripsi
Standar buah pisang ini  mengacu kepada  SNI  01-4229-1996.
11.3.
Klasifikasi  & Standar Mutu
a)
Tingkat Ketuaan Buah (%): Mutu I=70-80; Mutu II  <70 & >80
b)
Keseragaman Kultivar: Mutu I=seragam; Mutu II=seragam
c)
Keseragaman Ukuran: Mutu I=seragam; Mutu II=seragam
d)
Kadar kotoran (% dalam bobot kotoran/bobot): Mutu I=0; Mutu II= 0
e)
Tingkat kerusakan fisik/mekanis (% Bobot/bobot): Mutu I=0; Mutu II=0
f)
Kemulusan Kulit (Maksimum): Mutu I=Mulus; Mutu II=Mulus
g)
Serangga: Mutu I=bebas; Mutu II=bebas
h)
Penyakit: Mutu I=bebas; Mutu II=bebas

Adapun persyaratan berdasarkan klasifikasi  pisang adalah sbg berikut:
a)
Panjang Jari  (cm): Kelas A  18,1-20,0; Kelas B 16,1-18,0; Kelas C 14,1-16,0
b)
Berat Isi  (kg): Kelas A  > 3,0; Kelas B 2,5-3,0; Kelas C < 2,5
c)
Dimeter Pisang (cm): Kelas A  2,5; Kelas B > 2,5; Kelas C < 2,5

Untuk mencapai  & mengetahui  syarat mutu harus dilakukan pengujian yg meliputi  :
a)
Penentuan Keseragaman Kultivar.
Cara  kerja  dari  pengujian adalah ; Hitung jumlah dari  seluruh contoh buah pisang segar, amati  satu persatu secara  visual & pisahkan buah yg tdk sesuai  dgn utk kultivar ang besangkutan. Hitung jumlah jari  buah pisang yg tdk sesuai  dgn kultivar tersebut. Hitung persentase jumlah jari  buah pisang yg dinilai  mempunyai  bentuk & warna  yg tdk khas utk kultivar yg bersangkutan terhadap jumlah jari  keseluruhannya.
b)
Penentuan Keseragaman Ukuran Buah.
Ukur panjang dari  setiap buah contoh & dihitung mulai  dari  ujung buah sampai  pangkal tangkai  dari  seluruh contoh uji  dgn menggunakan alat pengukur yg sesuai. Ukur pula  garis tengah buah dgn menggunakan mistar geser. Pisahkan sesuai  dgn penggolongan yg dinyatakan pada  label di  kemasan.
c)
Penentuan Tingkat Ketuaan.
Perhatikan sudut-sudut pada  kulit buah pisang segar. Buah yg tidsak bersudut lagi  (hampir bulat) berati  sudah tua  100%, sedangkan yg masih sangat nyata  sudutnya  berarti  tingkat ketuaan masih 70% atau kurang.
d)
Penentuan Tingkat Kerusakan Fisik/Mekanis
Hitung jumlah jari  dari  seluruh contoh buah pisang. Amati  satu persatu jari  buah secara  visual & pisahkan buah yg dinilai  mengalami  kerusakan mekanis/fisik berupa  luka  atau memar. Hitung jumlah yg rusak lalu bagi  dgn jumlah keseluruhannya  & dikalikan dgn 100%.
e)
Penentuan Kadar Kotoran
Timbang seluruh contoh buah yg diuji, amati  secara  visual kotorang yg ada, pisahkan kotoran yg ada  pada  buah & kemasannya  seperti  tanah, getah, batang, potongan daun atau benda  lain yg termasuk dalam istilah kotoran yg menempel pada  buah & kemasan, lalu timbang seluruh kotorannya. Berat kotoran per berat seluruh contoh buah yg diuji  kali  dgn 100%.
11.4.
Pengambilan Contoh
Satu partai/lot buah pisang segar terdiri  dari  maksimum 1000 kemasan. Contoh diambil secara  acak sebanyak jumlah kemasan.
a)
Jumlah kemasan dalam partai  (lot) sampai  dgn 100, contoh yg diambil 5.
b)
Jumlah kemasan dalam partai  (lot) 101 sampai  dgn 300, contoh yg diambil 7.
c)
Jumlah kemasan dalam partai  (lot) 301-500, contoh yg diambil 9.
d)
Jumlah kemasan dalam partai  (lot) 501-1000, contoh yg diambil 10.
11.5
Pengemasan
Untuk pisang tropis, kardus karton yg digunakan berukuran 18 kg atau 12 kg. Kardus dpt dibagi  menjadi  dua  ruang atau dibiarkan tanpa  pembagian ruang. Sebelum pisang dimasukkan, alasi/lapisi  bagian bawah & sisi  dalam kardus dgn lembaran plastik/kantung plastik. Setelah pisang disusun tutup pisang
dengan plastik tersebut. dpt saja  kelompok (cluster) pisang dibungkus dgn plastik lembaran/kantung plastik sebelum dimasukkan ke dalam kardus karton.
Pada  bagian luar dari  kemasan, diberi  label yg bertuliskan antara  lain:
a)
Produksi  Indonesia
b)
Nama  kultivar pisang
c)
Nama  perusahaan/ekspotir
d)
Berat bersih
e)
Berat kotor
f)
Identitas pembeli
g)
Tanggal panen
h)
Saran suhu penyimpanan/pengangkutan
12. DAFTAR PUSTAKA

1.
Rismunandar. 1990. Bertanam Pisang. C.V. Sinar Baru. Bandung
2.
Rismunandar. 1990. Membudidayakan Tanaman Buah-buahan. C.V. Sinar Baru. Bandung.
3.
Stover, R.H & N.W. Simmonads. 1993. Banana. Tropical Agriculture Series. Longman Scientific ang Technical. New York.
4.
Hendro Soenarjono. 1998. Teknik Memanen Buah Pisang agar Berkualitas Baik. Trubus no. 341.

0 comments:

Post a Comment