Saturday, April 19, 2014

Budidaya gambas atau oyong - Rumah Pertanian

Budidaya gambas atau oyong - Rumah Pertanian - Selamat datang Pembaca Blog Rumah Pertanian dimanapun Anda berada saat ini, kali ini menyajikan artikel yang berjudul "Budidaya gambas atau oyong - Rumah Pertanian", kami telah mempersiapkan artikel kali ini dengan sebaik-baiknya agar Anda dapat membaca dan mengambil informasi yang sedang Anda cari didalamnya. mudah-mudahan isi postingan dari yang kami hadirkan ini dapat membawa banyak manfaat bagi Anda. Baiklah, selamat membaca.

Judul:Budidaya gambas atau oyong - Rumah Pertanian
link : Budidaya gambas atau oyong - Rumah Pertanian

Baca juga


    Budidaya gambas atau oyong - Rumah Pertanian

    Gambas atau oyong atau emes (Luffa

    acutangula, suku labu-labuan atau

    Cucurbitaceae), adalah komoditi

    sayuran minor. Penanamannya

    biasanya dilakukan di pekarangan

    atau bagian ladang yang tidak

    digunakan untuk tanaman lain.

    Gambas dipanen buahnya ketika

    masih muda dan diolah sebagai sayur.

    Gambas atau oyong atau emesmasih

    sekerabat dengan belustru (Luffa

    aegyptica).

    Tanaman ini termasuk dalam famili

    Cucurbitaceae, berasal dari India,

    namun telah beradaptasi dengan baik

    di Asia Tenggara termasuk Indonesia.

    Bagian yang dapat dimakan dari

    tanaman ini adalah buah muda,

    kegunaan lainnya antara lain serat

    bunga karangnya (bagian dalam buah

    tua) digunakan untuk sabut, daunnya

    digunakan untuk lalab atau dapat juga

    digunakan untuk obat bagi penderita

    demam.

    Syarat Tumbuh

    Tanaman oyong merupakan tanaman

    setahun dan tumbuh dari dataran

    rendah hingga dataran tinggi, dapat

    ditanam di sawah atau di tegalan.

    Tanaman ini termasuk tanaman

    memanjat/merambat. Tanaman

    oyong membutuhkan iklim kering,

    dengan ketersediaan air yang cukup

    sepanjang musim. Lingkungan tumbuh

    yang ideal bagi tanaman oyong adalah

    di daerah yang bersuhu 18-24�C, dan

    kelembaban 50-60%.

    Tanaman oyong toleran terhadap

    berbagai jenis tanah, hampir semua

    jenis tanah cocok ditanami oyong.

    Untuk mendapatkan hasil yang

    optimal, tanaman ini membutuhkan

    tanah yang subur, gembur, banyak

    mengandung humus, beraerasi dan

    berdrainase baik, serta mempunyai pH

    5,5-6,8. Tanah yang paling ideal bagi

    budidaya oyong adalah jenis tanah liat

    berpasir, misalnya tanah latosol,

    aluvial, dan podsolik merah kuning

    (PMK).

    Varietas

    Varietas yang dianjurkan adalah San-

    C, Ping-Ann, Miriam, san-C No. 2 (asal

    Known You Seed, Taiwan), dan

    Samson. Kebutuhan benih tiap hektar

    berkisar 5-10 kg.

    Pembuatan Benih

    Untuk memproduksi benih sendiri

    dapat dilakukan dengan melakukan

    panen oyong kurang lebih 110 hari

    setelah semai (di dataran tinggi)

    ditandai dengan buah yang telah

    berwarna coklat, kering, dan bijinya

    berwarna hitam. Buah dipotong

    melintang, bijinya dikeluarkan,

    dibungkus kertas dan dikeringkan

    hingga kadar air 8%. Biji disimpan

    dalam stoples yang tertutup rapat

    yang telah diisi desikan berupa arang

    atau abu sekam.

    Persemaian

    Oyong diperbanyak dengan biji. Benih

    oyong dapat ditanam langsung di

    lapangan dengan menggunakan para-

    para atau teralis untuk tempat

    merambatnya sulur. Apabila

    rambatan belum siap dan persediaan

    benih terbatas, benih dapat

    disemaikan dulu menggunakan

    kantung plastik hitam yang

    berdiameter 5 cm yang diisi 2 benih/

    kantung. Media yang digunakan untuk

    persemaian berupa media pupuk

    kandang dicampur dengan tanah

    dengan perbandingan 1:1. Bibit dapat

    dipindah ke lapangan pada umur

    15-21 hari atau setelah berdaun 3-5

    helai.

    Pengolahan Tanah

    Sistem lubang tanam

    Tanah dicangkul sampai gembur.

    Kemudian dibuat lubang tanam

    dengan ukuran 200 cm x 60 cm atau

    200 cm x 100 cm. Masukkan pupuk

    kandang 1-2 kg/lubang tanam.

    Sistem bedengan

    Tanah dicangkul hingga gembur,

    kemudian dibuat bedengan dengan

    ukuran lebar 260 cm, panjang

    disesuaikan dengan keadaan lahan,

    tinggi �30 cm, dan jarak antar

    bedengan � 60 cm. Lubang tanam

    dibuat dengan ukuran 200 x 60 cm

    atau 200 x 100 cm kemudian

    masukkan pupuk kandang 1-2 kg/

    lubang tanam.

    Sistem guludan

    Tanah dicangkul sampai gembur, buat

    guludan selebar 60 cm, tinggi 30 cm,

    dan panjang disesuaikan dengan

    keadaan lahan dengan jarak antar

    guludan � 140 cm, kemudian

    masukkan pupuk kandang 1-2 kg/

    lubang tanam.

    Penanaman dan pemupukan

    Benih ditanam secara langsung atau

    melalui pesemaian. Bila ditanam

    secara langsung, masukkan biji oyong

    sebanyak 2-3 butir tiap lubang tanam,

    kemudian tutup dengan tanah setebal

    1-1,5 cm.

    Selama satu musim tanam, dilakukan

    pemupukan dengan pupuk buatan NPK

    (16:16:16) 300 kg + Urea 100 kg per

    hektar. Pemupukan dilakukan pada

    saat tanam, 2, 4, 6 dan 8 minggu

    setelah tanam dengan dosis masing�

    masing seperlima takaran dari total

    dosis yang dianjurkan.

    Pemasangan rambatan atau para�

    para dilakukan saat tanaman berumur

    10-15 hari setelah tanam. Para�para

    bisa berbentuk huruf A, setengah

    lengkung, lengkungan atau persegi

    panjang.

    Pemeliharaan

    Pemeliharaan tanaman oyong yang

    biasa dilakukan adalah pemangkasan

    daun, apabila daun terlalu rimbun,

    penyiraman dan penyiangan.

    Pengendalian Organisme

    Pengganggu Tumbuhan (OPT)

    OPT penting yang menyerang

    tanaman oyong antara lain kumbang

    daun, ulat grayak, ulat tanah, lalat

    buah, busuk daun, embun tepung,

    antraknos, layu bakteri dan virus

    mosaik. Pengendalian OPT dilakukan

    tergantung pada OPT yang

    menyerang. Bila harus menggunakan

    pestisida, gunakan pestisida yang

    relatif aman sesuai rekomendasi dan

    penggunaan pestisida hendaknya

    tepat dalam pemilihan jenis, dosis,

    volume semprot, waktu aplikasi,

    interval aplikasi serta cara

    aplikasinya.

    Panen dan Pascapanen

    Pemanenan oyong dapat dilakukan

    berulang-ulang. Panen pertama

    dilakukan pada saat tanaman

    berumur 40-70 hari setelah tanam.

    Ciri-ciri umum buah oyong yang siap

    dipanen antara lain adalah buah

    berukuran maksimum, tidak terlalu

    tua, belum berserat, dan mudah

    dipatahkan. Produksi oyong setiap

    tanaman mencapai 15-20 buah dan

    8-12 ton per hektar.

    Buah oyong mudah rusak sehingga

    pengemasan yang baik sangat

    diperlukan untuk memperpanjang

    daya simpan, terutama jika untuk

    pengiriman jarak jauh. Pada suhu

    12-160C, buah oyong bisa disimpan

    sampai 2-3 minggu.

    Related Posts:

    0 comments:

    Post a Comment