Sunday, April 20, 2014

Tumpang Sari Paria dengan Timun - Rumah Pertanian

Tumpang Sari Paria dengan Timun - Rumah Pertanian - Selamat datang Pembaca Blog Rumah Pertanian dimanapun Anda berada saat ini, kali ini menyajikan artikel yang berjudul "Tumpang Sari Paria dengan Timun - Rumah Pertanian", kami telah mempersiapkan artikel kali ini dengan sebaik-baiknya agar Anda dapat membaca dan mengambil informasi yang sedang Anda cari didalamnya. mudah-mudahan isi postingan dari yang kami hadirkan ini dapat membawa banyak manfaat bagi Anda. Baiklah, selamat membaca.

Judul:Tumpang Sari Paria dengan Timun - Rumah Pertanian
link : Tumpang Sari Paria dengan Timun - Rumah Pertanian

Baca juga


Tumpang Sari Paria dengan Timun - Rumah Pertanian

     Pada posting kali ini saya akan mengulas tentang tumpang sari antara paria atau pare dengan timun. Seperti kita ketahui bahwa kedua tanaman tersebut mempunyai kesamaan yaitu jinis tanaman merambat,hanya saja mempunyai beberapa perbedaan yang harus kita ketahui sebelum kita melaksanakan budidaya dengan sistim tumpangsari. 

     Timun adalah tanaman merambat yang menyukai banyak air,walau demikian jika terlalu tergenang air kadang bisa menyebabkan tanaman menjadi layu atau pertumbuhannya terhabat,hal ini mungkin disebabkan karena kekurangan oksigen pada daerah perakaran.Timun dapat dipanen pada umur 35 hari sesudah tanam,dan bisa dipanen sekitar 10 sampai 25 kali tergantung varietas dan cara budidaya yang baik.

     Paria atau pare adalah tanaman merambat yang menyukai iklim kering namun dingin,tanaman ini sangat rentan terhadap penyakit layu, baik layu oleh bakteri atau layu oleh jamun,terutama pabila tanah terlalu basah dan suhu pada siang hari terlalu panas. Paria dapat dipanen pada umur 55 hari sesudah tanam,atau tergantung varietasnya,dan dapat dipanen sampai 20 kali lebih.

Tehnik budidaya

    Setelah lahan siap tanam hal yang pertama kita lakukan adalah menanam Paria,yang saya bahas kali ini adalah dengan sistim tabur biji,dan bukan menggunakan persemaian. Paria harus ditanam lebih dahulu karena tanaman ini cenderung perkembangannya lebiah labat dari timun. Paria biasanya mencapai tinggi 1,5 meter pada umur 35 hari setelah biji di tanam. Sedangkan timun biasanya mencapai tinggi 1,5 meter pada umur 25 hari. Setelah paria umur 10 hari kemudian kita tanam biji timun.

     Jarak tanam yang biasa saya lukukan adalah 50 kali 50 untuk jarak tanam timun,sedangkan paria kita tanam ditengah tengah,dengan jarak tanam 50 juga. Dengan demikian dalam satu guludan terdapat 2 baris tanaman timun dan satu baris tanaman paria di tengah tengah baris tanaman timun.

     Pada saat tanaman timun umur 25 hari biasanya telah mencapai tali atas demikian pula paria yang telah berumur 35 hari. Dengan demikian baik tanaman timun maupun paria tidak terdapat persaingan pencahayaan atau sinar matahari yang signifikan karena perkembangan tinggi yang hampir bersamaan. Jika perkembangannya bagus tanaman timun bisa kita panen pada umur 35 hari,dan saat bersamaan itu juga paria mulai memasuki vase generatif atau pembungaan. Setelah timun panen sekitar 8 kali/interfal panen 2hari,maka biasanya paria sudah mulai bisa dipetik buahnya.

     Uutuk penanggulangan hama dan penyakit silahkan lihat sistim budidaya yang telah saya posting sebelumnya.

     Hal yang saya ungkapkan diatas adalah berdasarkan pengalaman sahabat-sahabat saya dan berdasarkan pengalaman saya sendiri. Dan mohon maaf karena pada saat budidaya tidak sempat kami foto atau saya abadikan

     Demikian posting saya kali ini,semoga bermanfaat dan bisa dijadikan bahan referensi bagi yang membutuhkan. Terima Kasih



Sigit.20-4-2014

0 comments:

Post a Comment